Senin 15 Jan 2018 16:03 WIB

Siswi SMP Negeri 2 Pekuncen Kesurupan Massal

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Siswa kesurupan.   (ilustrasi)
Foto: Antara
Siswa kesurupan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Pekuncen Kabupaten Banyumas, mengalami gangguan sejak Jumat (5/1). Hal ini disebabkan adanya sejumlah pelajar putri yang mengalami histeris menyerupai kesurupan.

''Sejak Jumat, sebenarnya sudah ada siswi yang kerusurupan. Demikian juga Sabtu. Saya kira setelah libur sehari, kasus kesurupan ini sudah tidak akan terjadi lagi. Namun, ternyata masih terjadi saja,'' kata Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pekuncen, Muzaeni, Senin (15/1).
 
Menurutnya, pada Jumat (12/1), jumlah pelajar putri yang kesurupan berjumlah 15 orang. Kemudian pada Sabtu (13/1), ada 10 orang. ''Ternyata pada Senin ini, ada 10 orang lagi yang kesurupan. Seluruh pelajar yang kesurupan merupakan pelajar putri kelas 8,'' kata dia.
 
Akibat kejadian tersebut, Muazeni mengaku kegiatan belajar mengajar di sekolahnya menjadi terganggu. Bahkan, pada Senin (15/12), seluruh pelajar di sekolah tersebut dipulangkan pada pukul 09.00 karena kasus kesurupan berlangsung mulai pukul 08.00. ''Kalau tidak dipulangkan, kami khawatir yang kesurupan akan semakin banyak,'' ucap dia.
 
Dia menyebutkan, dalam kasus kesurupan tersebut, awalnya hanya ada seorang pelajar putri yang tiba-tiba berteriak histeris dalam kelas dengan tubuh kejang-kejang. Namun, selang beberapa saat kemudian, ada siswi lainnya yang mengalami hal serupa. ''Kejadiannya selalu begitu, awalnya hanya satu, namun kemudian menyebar ke siswi lainnya,'' katanya.
 
Dalam kejadian sebelumnya, Muzaeni menyatakan, pihak sekolah telah mengundang orang yang dinilai mampu mengobati orang yang kesurupan. Setelah diobati, seluruh siswi yang kesurupan memang langsung sembuh. Namun, dari informasi yang dia terima, ada beberapa siswi yang setelah sampai di rumah, kesurupannya kambuh lagi.
 
Dalam kejadian Senin (15/1), pihak sekolah juga mengundang seorang perempuan yang dikenal sebagai 'orang pintar'. Setelah ditangani orang tersebut, ke-10 pelajar siswi tersebut juga berhasil disembuhkan. ''Mudah-mudahan, setelah kejadian terakhir ini tidak terjadi lagi kasus kerusupan. Kalau begini terus, kami tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement