Kamis 28 Dec 2017 10:29 WIB

BNN Ingin Materi Antinarkoba Masuk Kurikulum PAUD Sampai SMA

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andri Saubani
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso menyiram air ke mobil pencegahan BNN  dalam peluncuran mobil di Kantor BNN, Jakarta, Rabu (27/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso menyiram air ke mobil pencegahan BNN dalam peluncuran mobil di Kantor BNN, Jakarta, Rabu (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 2017 ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) mencoba memasukkan program materi pelajaran tentang narkotika, pada kurikulum sekolah dari tingkat PAUD hingga SMA. Namun, ini belum dilakukan secara nasional, sehingga diharapkan pada 2018 dapat terwujud.

Kepala BNN Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso mengapresiasi pada daerah-daerah, yang membangun kekuatan penggiat antinarkoba di seluruh provinsi yang sudah aktif. Daerah tersebut memberdayakan masyarakat bersinergi dengan BNN dan lembaga kementerian salah satunya dengan Kementerian Pertanian.

"Melalui wilayah kabupaten atau provinsi ada empat wilayah yang menerapkan edukasi pencegahan demand. Di antaranya Maluku Utara, Bali, Jawa Timur, Surabaya, dan Kalimantan Timur yang betul melakukan program antinarkoba dalam kurikulum," ujar dia di Kantor BNN, Rabu (27/12).

Ia menginfokan salah satu daerahnya adalah Aceh. Dalam melakukan pencegahan ganja di Aceh, Industri Bulog melakukan penindakan temu lahan ganja yang disita sekitar 51 ton lebih. BNN juga mencari solusinya agar jangan hanya ditindak, karena setelah dievaluasi petani ganja di Aceh hanya dimanfaatkan.

Para petani ganja ini dibayar untuk menanam yang punya pasar yaitu pemodal. Lahan bekas ganja itu, diberdayakan oleh BNN untuk petani setempat dengan lembaga terkait. BNN membuat bust grand design mengajak petani di Aceh untuk menanam selain ganja, menjadi padi, kopi, jagung, dan lainnya.

"Kita mulai kemarin di Aceh di mana dihadiri oleh kementrian termasuk Menteri Pertanian. Ini solusi BNN untuk menghadapi ganja di Aceh dengan alternatif development. Mudah-mudahan bisa jadi kegiatan program nasional. Dan akhirnya bisa meningkatkan ketahanan pangan bagi negara kita," papar Buwas.

Ini sebabnya BNN melakukan berbagai upaya untuk mencegah peredaran narkoba. Karena banyak anak-anak yang terlibat dalam lingkaran penyalahgunaan narkoba, selain memasukkan kurikulum dalam pelajaran, menurut Buwas seharusnya peran psikolog dan peneliti bisa dilibatkan.

Orang tua juga diharapkan harus benar-benar waspada terhadap anak-anaknya yang masih TK atau SD. Karena, mereka bisa jadi korban operasi jaringan.

Ini mengapa perlunya pemahaman narkotika dari tingkat TK. Dari deputi Pencegahan sudah menghadirkan pakar pendidikan untuk materi narkotika bagaimana disampaikan dari tingkat TK, SD, dan SMP. "Nanti kalau sudah sempurna, akan kita jalankan," tutur Buwas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement