Senin 18 Dec 2017 05:58 WIB

Jika Kuota Maba Dikurang, UB Khawatir Gedung akan Kosong

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Universitas Brawijaya Malang
Universitas Brawijaya Malang

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Wacana pengurangan kuota mahasiswa baru (maba) di tahun ajaran berikutnya telah menimbulkan pro-kontra di dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Salah satu tanggapan juga disampaikan oleh Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Professor Mohammad Bisri. "Kalau dipaksakan turun terlalu rendah (kuota mahasiwa, Red), nantinya gedung (kampus, Red) kosong," ujar Bisri saat dihubungi Republika.co.id, belum lama ini.

Pada dasarnya, Bisri mengungkapkan, masih belum bisa menunjukkan sikap pasti atas wacana tersebut. Menurut dia, wacana dari pemerintah pusat itu sifatnya masih imbauan sampai saat ini. Oleh sebab itu, dia masih harus menunggu keputusan resmi dari pemerintah atas wacana tersebut.

Bisri menerangkan, UB sebenarnya sudah melakukan pengurangan kuota maba sajak tiga tahun lalu. Kuota yang semula 15 ribu menurun menjadi 13 ribu, lalu menjadi 12 ribu. Kuota maba tahun ini bahkan sudah berada pada angka 9.700 orang.

Untuk tahun ajaran berikutnya, Bisri berpendapat, UB idealnya kemungkinan besar dapat menerima sekitar 9.500 maba. "Dan kita punya 15 fakultas, kalau dikurangi sampai 3.500, gedung kita bakal kosong dong," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement