Senin 27 Nov 2017 12:44 WIB

Menristekdikti Yakin Kolaborasi Indonesia-Cina Jadi Pelopor

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Menristekdikti Mohammad Nasir.
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Menristekdikti Mohammad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan, kolaborasi dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Inovasi (Iptekin) dan Perguruan Tinggi antara Indonesia dan Cina akan terus diperkuat. Dengan begitu, dia meyakini, kedua negara akan bisa menjadi pelopor dalam pengembangan iptek dan inovasi dunia.

"Kontribusi kerjasama Iptekin antara Indonesia dan Cina ini akan membawa manfaat bagi peningkatan pembangunan maupun kehidupan kualitas masyarakat tidak hanya bagi kedua negara, tapi juga untuk dunia," ungkap Nasir pada acara Indonesia-China Science, Technology and Innovation Cooperation Forum (STI Forum) di Auditorium Lantai 2, Gedung D Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (27/11).
 
Nasir menyebutkan, salah satu agenda pada forum tersebut adalah launching tiga tahun Plan of Action on Science, Technology and Innovation Cooperation (2018-2020) sebagai pedoman pelaksanaan kerja sama kedua pihak. Sebanyak 150 peserta, lanjut Nasir, hadir dalam kegiatan strategis ini dengan rincian sekitar 60 delegasi Cina dan selebihnya delegasi Indonesia yang berasal dari Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK), Perguruan Tinggi maupun pemerjhati Iptekin lainnya.
 
"Pada tahun mendatang, kedua pihak telah mengidentifikasi bidang-bidang kerjasama baru seperti program high spedd railway research center dan joint center of ocean science and technology, dengan focal point yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB)," kata Nasir menjelaskan.
 
Kerja sama dan sinergi yang dilakukan antara Indonesia dan Cina, lanjut Nasir, juga sebagai upaya nyata meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan kesejahteraan masyarakatnya. Sebab, pengelolaan SDM, terutama program-program pendidikan bagi generasi muda di dunia yang strategis dan tepat sangatlah dibutuhkan.
 
Nasir menyebut, pada tahun ini, kedua pihak juga sepakat menambah kerjasama dalam bidang port construction. Di Indoneisa, kerja sama tersebut dibidani oleh ITB, pengembangan Science Techno Park dan focal point Direktur Jenderal (Dirjen) Kelembagaan Iptek Kemenristekdikti, dan penggunaan teknologi nuklir untu maksud damai yang perjanjiannya akan ditandatangani pada High Level Meeting on People Exchange Mechanism (HLM PEM) 3 di Solo, 28 November mendatang.
 
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement