Senin 06 Nov 2017 15:35 WIB

Pejabat Natuna Kagumi Metode Gerakan Sekolah Menyenangkan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
 Perangkat pendidikan Kabupaten Natuna melakukan studi tiru ke SD Negeri Minomartani 1 Kabupaten Sleman. Tujuannya, untuk melihat pola pembelajaran dari Gerakan Sekolah Menyenangkan. Rombongan dipimpin langsung Kepala Dinas Kabupaten Natuna, Marka, dan diterima Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan, Muhammad Nur Rizal, Senin (6/11).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Perangkat pendidikan Kabupaten Natuna melakukan studi tiru ke SD Negeri Minomartani 1 Kabupaten Sleman. Tujuannya, untuk melihat pola pembelajaran dari Gerakan Sekolah Menyenangkan. Rombongan dipimpin langsung Kepala Dinas Kabupaten Natuna, Marka, dan diterima Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan, Muhammad Nur Rizal, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Segenap perangkat pendidikan Kabupaten Natuna datang langsung ke Kabupaten Sleman. Tujuannya, tidak lain untuk melihat secara langsung sistem belajar dan mengajar yang diterapkan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). Kekaguman tampak terpancar dari wajah puluhan perangkat pendidikan Kabupaten Natuna yang mengunjungi SD Negeri Minomartani 1, Senin (6/11) pagi. Senyum pun jelas terukir setiap kali mereka memasuki ruangan kelas.

Padahal, jika dilihat secara kasat mata, sekolah ini memiliki bangunan yang sama dengan sekolah-sekolah lain. Luas SD Minomartani 1 pun sebenarnya tidak terlalu besar, jika dibandingkan sekolah-sekolah populer. Ternyata, mata-mata mereka begitu tajam memperhatikan proses belajar mengajar yang tengah berlangsung. Mulai dari guru-guru, tingkah laku siswa sampai hiasan yang ada di kelas, tidak luput dari penelusuran mata mereka.

Tidak lain, mereka tengah mengagumi proses belajar mengajar Gerakan Sekolah Menyenangkan yang diterapkan SD Minomartani 1. Mulai dari laku murid yang terus bergerak, sikap guru yang kreatif, sampai dinding-dinding yang begitu hidup.

Walau berbisik, kekaguman itupun tampak jelas diungkapkan kepada satu sama lain. Senyum pun seakan tidak habis diberikan, setiap kali melihat sekeliling suasana kelas yang memang memiliki desain berbeda satu dengan lainnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Natuna, Marka mengatakan, ada proses belajar-mengajar yang belum banyak ditemukan di sana. Salah satunya, semua pembelajaran tampak jelas diberikan lewat praktik langsung.

"Artinya, anak-anak itu terfokus sambil kondisi bermain, suasana rileks, tidak terkekang hanya di kelas, ini salah satu yang aneh buat kami," kata Marka kepada Republika, sambil menunjuk anak-anak yang tengah mempelajari peta dunia.

Padahal, lanjut Marka, sekolahnya terbilang biasa saja atau selayaknya sekolah-sekolah lain. Tapi, pola pembelajaran yang diterapkan ternyata begitu berbeda, langung dipraktikkan di lapangan.

Ia mengakui, awalnya guru-guru dari Natuna membayangkan bahwa sekolah yang menyenangkan itu gedungnya bertingkat, full AC, tembok bersih, dan lain-lain. Ternyata yang mereka dapati adalah bangunan sekolah yang biasa-biasa saja namun dikemas menjadi sekolah yang menyenangkan.

Setelah mendengar dan melihat langsung, Marka pun mengaku akan menerapkan pola pembelajaran Gerakan Sekolah Menyenangkan langsung setelah kembali ke Natuna. Ia menekankan, langkah itu akan dimulai dengan sosialisasi.

"Setelah itu akan kita evaluasi, lalu kita bandingkan sekolah-sekolah sebelum dan sesudah Gerakan Sekolah Menyenangkan, ada perubahan tidak, jadi intinya itu akan kita terapkan," ujar Marka.

Marka menambahkan, kedatangannya memang dikuatkan keprihatinan terhadap mutu yang itu-itu saja atas pendidikan di Kabupaten Natuna. Karenanya, kedatangannya tidak main-main, dan ingin memetik proses pembelajaran yang diterapkan.

Kepala Sekolah SMPN 3 Bunguran Timur Natuna, Muhammad Said, menambahkan suasana sekolah seperti itu belum pernah dijumpainya di tempat asalnya. Ia mengaku kaget karena banyak siswa yang tetap fokus pada kegiatan belajar meskipun terdapat kunjungan dari pihaknya.

"Walaupun ada kunjungan mereka tetap fokus. Selain itu saya juga melihat ada kedekatan antara guru dengan para murid," kata Said.

Senada, Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan, Muhammad Nur Rizal melihat, mereka yang datang melihat langsung sebenarnya memiliki satu keinginan. Yaitu perubahan signifikan terhadap mutu pembelajaran.

"Mereka merasa resources infrastrukturnya sudah baik, kesejahteraan gurunya tampak lebih baik dari guru-guru di Jawa, tapi merasa mutu pembelajaran itu-itu saja, masih membosankan, kelas yang begitu-begitu saja," kata Rizal.

Ia melihat, mereka sebenarnya ingin melihat sekolah masa depan itu seperti apa, dan sepertinya didapatkan dari Gerakan Sekolah Menyenangkan. Selain itu, mereka merasa pola ini sejalan amanat Presiden Joko Widodo tentang pendidikan karakter.

Rizal menuturkan, mereka mengaku turut menemukan sistem yang adaptif terhadap perubahan-perubahan di masa depan, yang sebelumnya tidak diketahui caranya. Dan, salah satu yang mengejutkan rombongan turut berisi Kepala Dinas Pendidikan.

"Maka itu, kita dorong agar mereka ikut pendampingan, dari situ diharapkan ada perubahan-perubahan sekolah yang lebih nyata, yang tentu membutuhkan kualitas pengajaran, serta lingkungan belajar yang positif dan beretika," ujar Rizal. 

Selain mengunjungi SD Negeri Minomartani 1, segenap perangkat pendidikan Kabupaten Natuna tersebut juga mengunjungi SD Negeri Rejodani dalam kunjungan yang berlangsung 6-8 November tersebut

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement