Kamis 02 Nov 2017 18:30 WIB

Kemenristekdikti Dorong Pengelolaan Perguruan Tinggi Efisien

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Gita Amanda
Menristekdikti, Mohamad Nasir.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menristekdikti, Mohamad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong rektor dan direktur mengelola perguruan tinggi negeri (PTN) secara efisien.

"Rektor dan direktur seperti 'CEO' dari perguruan tinggi," kata Menteri, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat membuka Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri 2017 di Hotel Crown, Jakarta, Kamis (2/11).

Mantan rektor Universitas Diponegro (Undip) Semarang itu mengatakan sebagai rektor atau direktur Perguruan Tinggi Negeri (PTN) harus paham bidang akademik, sumber daya dan keuangan, kemahasiswaan, penelitian, dan kesejahteraan pegawai di lingkungan kerjanya. "Seorang 'CEO' harus tahu way of activity institute (cara kerja lembaga), ujar dia.

Dalam acara yang dihadiri rektor dan direktur PTN dengan masa jabatan kurang dari tiga tahun itu, Nasir mengatakan pimpinan perguruan tinggi harus menentukan ke mana arah kampusnya. Tujuannya, agar rektor dan direktur memiliki program prioritas selama menjabat.

Nasir mengatakan perguruan tinggi memilki tiga klasifikasi. Pertama, teaching university (mengajar universitas). Ciri PTN masuk klasifikasi ini, yakni hanya menyelesaikan proses-proses pembelajaran.

Ia berujar rektor atau direktur perguruan tinggi itu cenderung lebih memperhatikan kuantitas tingkat lulusan mahasiswanya, kompetensi mahasiswa, proses pembelajaran SDM, dan fasilitas yang dimiliki.

Kedua, research university (universitas riset). Kelompok ini memiliki kualifikasi lebih tinggi daripada teaching university. Ketiga, entrepreneur university (universitas pengusaha). Konsep kampus itu tengah dibangun pemerintah. "Kalau sudah pahami itu, maka (pikirkan) apa yang harus dilakukan. Rektor harus buat skala prioritas," tutur dia.

Terlebih, ia melanjutkan, apabila perguruan tinggi itu memiliki anggaran terbatas. Maka, menurut dia, penting menentukan skala prioritas sejak dini. Ia tidak menyarankan perguruan tinggi dengan anggaran terbatas mendirikan program studi baru.

Direktur Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) Nahar menyatakan belum menemui permasalahan berarti dalam memimpin perguruan tingginya. Ia mengatakan PNL menggandeng industri menyiapkan mahasiswanya terjun ke dunia kerja.

Sebab, Nahar mengatakan Politeknik lebih mengutamakan praktik daripada teori dalam proses belajar mengajar. Ia menegaskan ketertarikannya meningkatkan publikasi PNL

"Harus ditindaklanjuti publikasi," ujar dia.

Nahar mengatakan PNL mempublikasi karya ilmiah ratusan pada 2017. Ia optimistis mampu meningkatkan jumlah publikasi karya ilmiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement