Selasa 31 Oct 2017 18:03 WIB

Kemristekdikti Dorong Keberadaan Dosen Academic Leader

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Gita Amanda
Pendidikan tinggi (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Pendidikan tinggi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong keberadaan dosen academic leader di Indonesia pada 2018.

Tahun depan, dosen memiliki Tri Dharma, konsep 10-20 tahun mendatang mau di bawa ke mana pendidikan tinggi, kata Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) Kemristekdikti Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Senin (30/10) malam.

Ia menjelaskan academic leader merupakan dosen penghasil pemikiran baru yang memiliki gerbong. Dosen itu memiliki anak didik untuk kebaruan dan inovasi.

"Kita ingin dosen sebagai pemimpin bidang akademisnya. Leader pemikir bagi arah keilmuan baru," ujar Ghufron.

Ia mengatakan, seorang academic leader memiliki arah pemikiran jelas. Pun mereka bukan pemain inividu. Sebab, seorang academic leader memiliki pemikiran untuk bangsa dan negara dalam jangka waktu panjang.

"Academic leader tak pikirkan institusi, tapi bagaimana bentuk dunia lebih baik. Kita ingin ciptakan dosen itu," tutur Ghufron.

Kemristekdikti memberi anugerah academic leader pada Teuku Faisal Fathani dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Mulyanto dari Universitas Mataram saat Malam Apresiasi Hakteknas ke-22 di Gedung Pinisi, Universitas Negeri Makassar (UNM), Kamis (10/8).

Teuku Faisal Fathani merupakan penemu sistem peringatan bencana sedimen. Ia mengajar di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM.

Fathani berinovasi membuat varian alat deteksi dini GAMA-EWS (alat pendeteksi longsor) lima generasi. Pun temuannya mendapat lima hak paten (granted).

Peringatan dini sistem bencana longsor itu digunakan di 28 provinsi di Indonesia, serta di Timor Leste, Myanmar, dan Sri Lanka. Dia menghasilkan 10 publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi dan menjadi penulis 17 buah buku, sebagian besar diterbitkan penerbit internasional bereputasi.

Inovasi GAMA-EWS digunakan sejumlah perusahaan, seperti, PT Pertamina Geothermal Energy, PT Freeport Indonesia, United Mercury Group, dan PT Medco International. Alat itu diproduksi Unit Usaha UGM dengan kapasitas 500 unit per tahun.

Fathani berencana membangun teaching industry untuk meningkatkan kapasitas produksi. Sehingga, GAMA-EWS memenuhi kebutuhan pasar, khususnya bidang kebencanaan, baik domestik maupun pasar global.

Dosen Fakultar Kedokteran Universitas Mataram Mulyanto berhasil menemukan reagensia diagnosis cepat beberapa penyakit, seperti reagensia anti-HIV dengan metode imunochromatography, reagensia imunochromatography malaria, deteksi virus hepatitis C, dan reagensia HBsAg. Produknya dipasarkan di seluruh Indonesia melalui PT Hepatika, bahkan khusus reagensia untuk deteksi malaria digunakan di Kansai Airport dan Osaka, Jepang.

Mulyanto dinilai memberi pengaruh besar pada ilmu immunologi melalui 24 paper di jurnal internasional bereputasi. Dia melakukan kerja sama penelitian, seperti, School of Medicine, Jichi Medical University di Jepang menghasilkan inovasi di bidang kedokteran.

Mulyanto sangat aktif melakukan penelitian pengembangan teknik diagnosis penyakit manusia. Ia berprinsip menghasilkan teknologi diagnosis akurat, cepat, praktis, dan terjangkau semua kalangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement