Ahad 10 Sep 2017 14:09 WIB

KTT OKI Sebut Indonesia Berperan dalam Kualitas Pendidikan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri KTT OKI bertema Sains dan Teknologi di Kazakhstan, Ahad (10/9).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri KTT OKI bertema Sains dan Teknologi di Kazakhstan, Ahad (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pertumbuhan pendidikan yang baik. Perkembangan sains dan teknologi di Indonesia tercermin dari terus meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia.

Nazar mengatakan pihak Kazakhstan bersama Indonesia sudah lama bekerjasama dalam bidang pendidikan. Pertukaran pelajar dan dosen menjadi salah satu cara agar perkembangan sains dan teknologi kedua negara bisa terjalin dengan baik.

"Kami sudah lama mengembangkan kerjasama dengan Indonesia, dalam bidang pertukaran pelajar dan program univesitas," ujar Nazar di Palace of Independence, Kazakhstan, Ahad (10/9).

Nazar dalam sambutannya pada Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam menyebutkan banyak tantangan dalam bidang kemajuan sains dan teknologi yang harus dikembangkan oleh negara negara Islam. Ia menjelaskan, Islam mempunyai sejarah yang baik untuk perkembangan sains. 

Ia mengatakan hal ini harus menjadi semangat bersama agar negara islam bisa bersatu untuk mengembangkan teknologi. "Seperti contohnya, Indonesia. Negara yang mempunyai pertumbuhan pendidikan dan kemajuan riset sains dan teknologi yang bagus. Kita bisa bersama sama saling bertukar pikiran dan merumuskan kebijakan strategis sehingga bisa bersama sama mengembangkan ilmu pengetahuan," ujar Nazar.

Nazar mengatakan selain Indonesia, negara seperti Turki, Iran dan Arab Saudi juga mempunyai peran yang sama dalam mengembangkan teknologi. Meski begitu, Nazar tak menampik ada beberapa negara islam yang perkembangan sainsnya masih butuh didorong.

Nazar mengatakan penerima nobel yang datang dari negara Islam hanya dua orang, yaitu dari Pakistan dan Mesir. Hal ini menandakan bahwa negara negara islam harus bekerjasama agar bisa menjadi pelopor dalam perkembangan sains dan teknologi kedepannya.

Ke depan, Nazar mengatakan, Kazakhstan berharap negara negara islam bisa memprioritaskan program dan kebijakan di negara masing masing untuk bisa mendorong kemajuan sains dan teknologi. Nazar juga berpesan, peningkatan ilmu pengetahuan juga harus didorong dengan anggaran yang cukup sehingga setiap negara mempunyai alokasi khusus untuk kemajuan teknologi.

Ia juga mengatakan beberapa negara seperti Turki, Mesir, Arab serta Kazakhstan menaruh prioritas keuangan untuk kepentingan sains dan teknologi. Tak hanya itu, Nazar menuturkan banyak lembaga keuangan seperti Islamic Development Bank (IDB) yang mempunyai prioritas yang sama dalam pembiayaan riset untuk sains dan teknologi.

"Kami sendiri membuka tangan untuk kerjasama keuangan dalam bidang peningkatan teknologi. Sehingga hal ini bisa menjadi salah satu cara agar kerjasama bisa terjalin dengan baik," ujar Nazar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement