Jumat 08 Sep 2017 14:34 WIB

SMA Bali Bersiap Terapkan E-Learning

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
 I Made Mangku Pastika
Foto: Republika/Yogi Ardhi
I Made Mangku Pastika

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali berencana menerapkan sistem pembelajaran elektronik atau e-learning pada sekolah-sekolah di Bali. Program ini untuk tahap pertama dilakukan di SMA dan SMK mengingat pengelolaannya telah dilimpahkan dari pusat ke provinsi.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan SMA Bali Mandara sudah menjadi proyek percontohan di Bali. Sekolah unggul milik provinsi yang memprioritaskan siswa-siswa cerdas dari kalangan tidak mampu itu dinilai paling siap.

"Saya berharap sistem ini diterapkan di seluruh sekolah Bali, diawali dari SMA di perkotaan dulu mengingat SDM dan sarana prasarananya memadai," kata Pastika, Jumat (8/9).

Pemerintah pusat telah mengembangkan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) sebagai perangkat belajar bagi peserta didik untuk mencapai kompetensi pengetahuan dan keterampilan siswa. Pembelajarannya menggunakan sistem kredit semester (SKS).

Siswa, kata Pastika dituntut mengikuti perkembangan dunia pendidikan berbasis teknologi informasi, sehingga proses pembelajaran tak lagi terikat waktu dan ruang. Sistem e-learning mengefisiensi banyak hal, khususnya waktu, biaya, dan tenaga guru.

Siswa bisa mengikuti pelajaran dan mengerjakan latihan dari guru di mana pun mereka berada. Ini juga mengurangi pemakaian kertas dan alat tulis lainnya. Pembangunan pendidikan yang mengedepankan IT di Bali, kata mantan Kapolda Bali itu tidak akan mengabaikan pendidikan fisik, mental, sosial, dan spiritual siswa.

Perwakilan SMA Bali Mandara, Made Rustiana mengatakan sekolah telah menerapkan e-learning sejak 2015. Acuannya adalah SKS sesuai standar operasional prosedur (SOP). Siswa memiliki kartu rencana studi (KRS) di masing-masing UKBM yang tertuang dalam aplikasi khusus.

"Dari sana kita bisa mengetahui kemampuan siswa, apakah perkembangannya lambat, sedang, atau cepat," kata Rustiana.

Siswa yang kemampuan studinya tergolong tinggi biasanya bisa menyelesaikan UKBM lebih cepat. Sekolah memberikan target empat UKBM per semester, namun siswa mampu bisa mengambil hingga delapan UKBM. Sisanya dianggap sebagai tabungan nilai.

Seluruh rekam jejak evaluasi pendidikan siswa bisa dipantau lewat sistem e-learning ini. Hasil penilaian pun bisa langsung dicantumkan, sehingga tampak lebih menarik dan menyenangkan.

Sistem pendidikan ini, kata Rustiana ke depannya bisa dikemas dalam bentuk digital atau aplikasi di desktop atau ponsel.Ia berharap pemerintah bisa menyiapkan SDM dan sarana prasarana memadai. (Mutia Ramadhani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement