Rabu 16 Aug 2017 18:02 WIB

Sudarnoto: Aksi Tolak FDS Merusak Citra Demokrasi

Ketua Komisi pendidikan dan Kaderisasi MUI, Dr. Sudarnoto Abdul Hakim
Foto: dok.
Ketua Komisi pendidikan dan Kaderisasi MUI, Dr. Sudarnoto Abdul Hakim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkait dengan pemberitaan keterlibatan anak-anak dalam demonstrasi menentang full day school (FDS) dan teriakan yang sangat mengejutkan “bunuh Mendikbud”, video aksi demo anak-anak yang diduga menolak Permendikbud nomor 23 tahun 2017 itu, disoroti banyak kalangan. Pasalnya, dalam video singkat itu, mereka terlihat membentangkan spanduk dan membawa bendera seraya meneriakkan takbir serta memekikkan ucapan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga".

Ketua Komisi pendidikan dan Kaderisasi MUI, Dr Sudarnoto Abdul Hakim mengaku, prihatin dan menyayangkan beredarnya video tersebut. Dia menilai, demo tersebut mencerminkan ketidakpedulian terhadap akhlaq karimah dan kepribadian luhur yang seharusnya dibangun dan diperkuat oleh lembaga pendidikan, para guru, orang tua dan semua pihak.

"Penggerak demo anak anak telah mengeksploitasi secara tidsk bertanggung jawab anak-anak dan merusak prinsip luhur pendidikan sebagaimana yang ditekankan dalam Pancasila untuk kepentingan menentang FDS," ujarnya dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Rabu (16/8).

Demo anak-anak yang videonya sudah beredar luas tersebut, menurut Sudarnoto, jelas-jelas sekali menanamkan benih sikap kekerasan: kekerasan berpikir, kekerasan sikap dan kekerasan ucapan di kalangan anak-anak. Ini tidak sekedar merusak atau menghancurkan kepribadian anak-anak, akan tetapi juga membahyakan orang lain.

Dikatakan Sudarnoto, ekerasan dalam bentuk apapun, sangat bertentangan dengan nilai luhur dan prinsip ajaran Islam, menentang Pancasila sekaligus merusak martabat. Apa yang dilakukan anak-anak saat melakukan demonstrasi, juga merusak cita-cita demokrasi. Anak anak, kata dia, sejak awal diajari untuk menentang secara all out bahkan dengan cara-cara paksaan dan melakukan tindakan kekerasan terhadap siapa saja yang pandangan dan sikapnya berbeda.

"Demonstrasi tersebut mengajarkan tindakan-tindakan intimidasi dan teror. Penggerak demo, benar-benar tidqk waras. Seharusnya, anak anak diajari kesopanan dsn bersikap luhur apalagi sepertinya yang mendemo adalah santri,” kata Sudarnoto yang juga sebagai Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah ini.

Sudarnoto menyerukan, kepada semua guru, pendidik, ustaz, lembaga pendidikan dan kekuatan-kekuatan ormas Islam untuk bersedia menentramkan dan menciptakan kesejukan agar kehidupan berbangsa dan bernegara bisa berjalan dengan baik, terbebas dari intimidasi oleh siapapun, terbebas dari fitnah dan caci maki yang akhir-akhir ini muncul siapapun yang melakukan. Rakyat atau masyarakat rindu dan membutuhkan keteladanan.

“Saya berharap info dan video demo anak anak tersebut adalah hoax. Tapi jika benar terjadi, maka otak dan penggeraknya harus diproses secara hukum. Pihak yang berwenang harus menelusuri kebenaran berita ini," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement