Senin 24 Jul 2017 19:47 WIB

PGRI Beri Pernyataan Sikap Atas Kondisi Bangsa

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
  Ribuan guru menghadiri puncak peringatan HUT PGRI ke-70 yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (13/12). (Republika/Raisan Al Farisi)
Ribuan guru menghadiri puncak peringatan HUT PGRI ke-70 yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (13/12). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) memberikan pernyataan sikapnya terhadap kondisi bangsa. PB PGRI menilai fenomena kebangsaan mulai menunjukkan gejala-gejala intoleran, konfliktual, dan ekstrem, yang mengancam nilai-nilai keindonesiaan.

"Kita terusik rasa pedulinya untuk turut serta mengukuhkan dan memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi dqlam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (24/7).

Pernyataan sikap dibuat oleh para pimpinan perguruan tinggi PGRI, PAUD dan persekolahan PGRI, asosiasi profesi dan keahlian sejenis PGRI, dan perempuan PGRI. PB PGRI pun mendeklarasikan beberapa sikapnya. Pertama, setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlandaskan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, UUD NRI 1945, dan semangat Bineka Tunggal Ika.

Kedua, bertekad menjadikan lembaga persekolahan dan perguruan tinggi PGRI sebagai wadah inklusif yang membentuk generasi muda berkarakter kuat yang memiliki kesalehan pribadi, jiwa mandiri, rasa nasionalisme yang demokratis dan moderat, menghormati kebinekaan. Serta, mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan akal pikiran dan keyakinan yang sehat. Ketiga, berkomitmen menjadikan guru sebagai figur penyemai kerukunan dan kedamaian serta menolak radikalisme, terorisme, dan kekerasan dalam

menyelesaikan berbagai masalah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement