Senin 10 Jul 2017 20:31 WIB

NTB Dukung Program Penguatan Pendidikan Karakter

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Qommarria Rostanti
Mendikbud Muhadjir Effendy bertemu dengan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang.
Foto: Kemendikbud
Mendikbud Muhadjir Effendy bertemu dengan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendukung penuh upaya pemerintah pusat tentang penguatan pendidikan karakter (PPK). Dukungan itu disampaikan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi pada acara pengarahan PPK oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di Gedung Al Ihsan, Mataram, Ahad (9/7) malam

Pria yang dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) mengatakan salah satu fungsi pendidikan adalah membentuk karakter peserta didik yang pada gilirannya akan lahir generasi baru yang berkarakter kuat, dan terwujud bangsa yang maju dan berperadaban tinggi.

"NTB menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap penerapan kebijakan program penguatan pendidikan karakter (PPK) di seluruh sekolah di Nusa Tenggara Barat (NTB)," ujarnya.

TGB menilai kebijakan penguatan pendidikan karakter merupakan konsep bagus sehingga patut didukung. Dia pun berjanji akan menerapkannya secara bertahap sesuai kesiapan daerah.

Muhadjir sendiri mengatakan PPK menjadi salah satu program prioritas pendidikan yang menjadi perhatiannya. Tahun lalu, penguatan pendidikan karakter telah diuji coba pada 1.500 sekolah.

"Alhamdulillah berhasil. Tahun ini akan diimplementasikan kepada lebih banyak lagi sekolah yang sudah siap," kata Muhadjir.

Menurut dia, salah satu kunci kesuksesan pendidikan karakter adalah guru. Untuk itu, kata dia, beban kerja guru harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban sertifikasi sekaligus membangun sinergi tripusat pendidikan. Tripusat itu adalah sekolah, masyarakat dan keluarga. Menurut Muhadjir, guru harus mampu menjadikannya beririsan satu sama lain sehingga karakter siswa terbentuk. "Tidak hanya dari jam tatap muka di kelas saja, tetapi juga dengan lingkungan dan masyarakat," ujar Guru Besar Universitas Negeri Malang tersebut.

Pembelajaran tidak hanya mengandalkan kelas. Guru juga harus bisa mengajak siswa lebih aktif, memecahkan masalah, bekerja dalam tim, saling menghormati dan menghargai. Dukungan juga diberikan oleh Ketua Yayasan Lentera Hati Mataram, Muazhar Habibi. Menurut dia, pendidikan karakter sudah berjalan di Mataram. "Jadi kalau ada program Mendikbud seperti ini kita tinggal menyesuaikan saja," ujar Muazhar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement