Senin 10 Jul 2017 20:41 WIB

Mendikbud: Pedidikan Berbasis Karakter Berhasil di Pesantren

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Qommarria Rostanti
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Sekolah model asrama atau pondok pesantren (ponpes) dinilai merupakan contoh sekolah berbasis penguatan karakter. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy melihat di dalam asrama dan ponpes, siswa dan pengasuh selalu bersama.

Dalam proses kebersamaan itulah pembentukan karakter terjadi. Menurut dia, konsep pendidikan berbasis karakter sudah berhasil di sekolah berbasis asrama maupun ponpes. Tugas Kemendikbud adalah bagaimana menciptakan penguatan pendidikan karakter di sekolah reguler. "Kalau yang tadi (asrama dan ponpes) sudah selesai. Kami menggagas menerapkan PPK itu di sekolah reguler," kata Muhadjir di Gedung Al Ihsan, Mataram, NTB, Senin (10/7).

Kemendikbud juga berupaya mengatasi persoalan guru yang tidak mampu memenuhi beban mengajar. Salah satunya dengan menggagas pengalihan beban kerja guru menjadi beban kerja aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) pada umumnya dengan waktu kerja delapan jam dan lima hari.

"Jadi dengan begitu, guru tidak harus tergantung pada mengajarnya. Kalau ini dilaksanakan maka bisa dijamin guru dapat tunjangan profesi," ujar Muhadjir.

Namun yang perlu menjadi catatan adalag guru selain mengajar, juga harus membuat membuat perencanaan, evaluasi, membimbing siswa, dan tugas lain yang berkaitan dengan pendidikan.

Dengan begitu dapat mempermudah Kemendikbud memprediksi anggaran. Sebab sebelumnya banyak yang tidak mendapat tunjangan profesi sehingga sisa anggaran Kemendikbud cukup tinggi.

Muhadjir mengatakan pada 3 Februari lalu saat rapat terbatas, Presiden Jokowi meminta Kemendikbud mengsinkronkan hari libur sekolah dengan hari libur pegawai. Ini bertujuan memberikan waktu cukup bagi keluarga dan anak-anak. Interaksi ini merupakan salah satu upaya PPK dalam keluarga.

"Pertimbangan lain juga, hak guru untuk tidak hanya mendidik anak orang, tapi juga mendidik anak sendiri," kata Muhadjir. Menurut dia, PPK pada dasarnya merupakan kegiatan yang bersifat ekstrakurikuler untuk memperkuat kurikulum 2013 di bidang pendidikan karakter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement