Kamis 29 Jun 2017 18:05 WIB

Buku Anak tentang Kabayan Bermuatan Cabul, Ini Kata Penerbit

Rep: Kabul Astuti/ Red: Nur Aini
Sejumlah anak membaca buku. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak membaca buku. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Publik kembali menemukan buku anak-anak yang diduga bermuatan pornografi. Buku tersebut berjudul Si Kabayan Super Kocak, Kumpulan Cerita Kabayan yang Cerdik dan Menggelitik yang ditulis oleh Witarsa, diterbitkan oleh CV Nuansa Aulia, Bandung.

Pemimpin redaksi CV Nuansa Aulia, Padji M. Sudarmo, mengaku kaget dan baru mengetahui adanya kabar buku bermuatan pornografi tersebut. Padji berjanji akan segera melakukan pengecekan. "Nanti kami periksa dulu, seperti apa yang menjadi pembicaraan. Kami baru tahu," ujar Padji M Sudarmo, kepada Republika.co.id, Kamis (29/6).

Setelah sempat meminta Republika.co.id untuk menerangkan masalah yang menjadi perbincangan publik, Padji menyatakan dirinya masih ingin mengkroscek terlebih dahulu, serta melihat buku yang dimaksud. Padji menyatakan akan segera mengambil keputusan setelah mengecek ulang buku yang bermasalah tersebut. Ia berjanji akan menarik buku tersebut bila benar-benar bermasalah seperti yang dibincangkan publik. "Ya, tentunya nanti kami akan ambil keputusan setelah lihat," katanya.

Relawan Membaca 15 Menit, Gufron Amirullah menilai buku dengan tokoh legendaris cerita rakyat Jawa Barat ini bermuatan pornografi. Ia meminta agar buku tersebut ditarik dari peredaran karena tidak layak dikonsumsi anak-anak. Bab VII "Kabayan Jadi Dukun, pada hal. 82 terdapat kalimat "Seorang perempuan muda datang menghadap. Kabayan mengamati perempuan itu. Wajahnya cantik sekali, tak kalah dengan artis sinetron. Pantas saja kalau ia menjadi istri simpanan pejabat. Kabayan sendiri, kalau jadi pejabat mungkin berpikir untuk menjadikannya selingkuhan. Pada halaman 84 paragraf 4 terdapat redaksi "Tamu Kabayan menurut. Kabayan meraih si cantik. Kabayan tiba tiba merasakan getaran hebat dalam tubuhnya. Ah...*dasar dukun cabul*.

Gufron berpendapat penulis buku kurang tepat dalam memberikan pilihan kata (diksi). "Bayangkan, anak SD terpaksa mengenal kata istri simpanan, selingkuhan, dan dukun cabul. Alih-alih menjadikan Si Kabayan yang penuh dengan nilai-nilai tradisi Jawa Barat yang penuh kearifan sebagai rujukan," ujar Gufron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement