Rabu 14 Jun 2017 17:36 WIB

Kemendikbud: Sekolah Lima Hari Fokus Kuatkan Karakter Siswa

Rep: Rizkiyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Siswa SMU belajar bersama, Siswa SMU belajar berkelompok
Foto: Republika/Darmawan
Siswa SMU belajar bersama, Siswa SMU belajar berkelompok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menerapkan kebijakan sekolah lima hari dalam seminggu dan delapan jam belajar dalam satu hari.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad kebijakan tersebut fokus pada penguatan karakter peserta didik terutama pada tingkat dasar dan menengah.

Hamid mengatakan, 70 persen kebijakan tersebut mengarah kepada program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sementara 30 persen sisanya pendidikan dalam bidang akademis atau pengetahuan umum.

"PPK ini menitik beratkan lima nilai utama yaitu religius, nasionalis, gotong royong, mandiri dan integritas," kata Hamid Muhammad di Jakarta.

Hamid Muhammad mengatakan penerapan PPK dengan delapan jam belajar dan lima hari sekolah ini sifatnya tidak tunggal. Dia mengungkapkan, sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga lain seperti diniyah atau lembaga pendidikan keagamaan, sanggar seni, gelanggang olahraga.

Ia mengatakan, pelaksanaan hari sekolah akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah masing-masing. Saat ini, dia mengungkapkan, terdapat sembilan kabupaten/kota yang mengajukan diri untuk melaksanakan program penguatan karakter dengan pola lima hari sekolah.

"Saat ini terdapat Kota Malang, Kabupaten Siak, Kabupaten Bandung, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bantaeng. Ada juga enam Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sedang menyiapkan diri untuk melaksanakan program tersebut," jelasnya.

Hamid mengatakan, penerapan lima hari sekolah bukan untuk menggantikan peran orangtua sebagai pendidik utama. Katanya, anak-anak dapat menghabiskan waktunya ebrsama keluarga pada akhir pekan.

"Sabtu dan Minggu akan menjadi hari keluarga dan waktu berkualitas itu bisa digunakan untuk rekreasi dan membangun kedekatan antara anak dan orangtua," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement