Senin 22 May 2017 21:25 WIB

'Menutup Aurat Bisa Menjadi Tren'

Rep: Christyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Model memperagakan busana muslim Elhijab dalam Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2017 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Sabtu (9/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Model memperagakan busana muslim Elhijab dalam Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2017 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Sabtu (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tren fashion hijab yang makin menanjak dari hari ke hari rupanya menjadi perhatian tersendiri bagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Ia mengatakan dengan makin berkibarnya tren busana Muslim, sudah saatnya santri putri di pondok pesantren dibekali ilmu tata busana.

Dewasa ini masyarakat Indonesia bahkan dunia sudah mulai menghargai dan menerima cara berbusana yang dulunya kurang diperhitungkan. "Di Paris sebulan bisa empat kali ada peragaan busana hijab, ternyata menutup aurat bisa menjadi tren," ungkapnya saat menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi SMK Ma'arif NU Provinsi Jatim, Senin (22/5) di Universitas Islam Malang.

Untuk menangkap peluang ini, sekolah-sekolah vokasi yang berbasis pondok pesantren bisa mengarahkan santrinya untuk mempelajari dunia mode. Apalagi, lanjutnya, Indonesia merupakan kiblat fashion hijab.

Keahlian tata busana merupakan salah satu ketrampilan yang masuk dalam golongan industri kreatif. Sebagaimana yang selalu didengungkan, Kemendikbud mendorong perkembangan empat jurusan prioritas di sekolah vokasi.

Empat jurusan prioritas tersebut meliputi jurusan kemaritiman, pertanian, pariwisata, dan industri kreatif. Muhadjir menambahkan idealnya pendidikan SMK tidak ditempuh selama tiga tahun tetapi empat tahun. "Perlu satu tahun siswa SMK praktik kerja di industri agar kemampuannya terasah," ungkap Muhadjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement