Senin 22 May 2017 17:56 WIB

Pemuda Rusia Antusias Ikuti Lomba Pidato Berbahasa Indonesia

 Buku pelajaran Bahasa Indonesia (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Buku pelajaran Bahasa Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat para pemuda dan pemudi Rusia untuk mempelajari bahasa Indonesia meningkat. Salah satunya terlihat dari antusias peserta yang ingin menguji kemampuannya dengan mengikuti Lomba Pidato dan Bercerita dalam Bahasa Indonesia.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh KBRI Moskow bekerja sama dengan Sekolah Indonesia Moskow (SIM) untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-109 di aula KBRI Moskow pada 20 Mei.

Dalam keterangan dari KBRI Moskow yang diterima Antara di Jakarta, Senin (22/5), Natalia Igorevna Rudik, mahasiswi S1 jurusan ilmu tanah di Lomonosov Moscow State University (MGU) dan Ivan Belikov, mahasiswa S1 jurusan filologi dan spesialisasi Indonesia dari universitas yang sama mengekspresikan kecintaan mereka kepada Indonesia.

"Saya suka dengan Indonesia karena orangnya sangat ramah, baik dan positif," kata Natalia ketika ditanya mengapa dia menyukai dan mau belajar Bahasa Indonesia.

Hal senada juga disampaikan Ivan. "Saya suka dengan Indonesia karena rakyat Indonesia baik hati, alamnya Indonesia indah sekali dan bahasanya seperti aliran air jernih. Jiwa orang Indonesia sangat dekat dengan jiwa orang Rusia," ujarnya dengan antusias.

Natalia dan Ivan termasuk di antara 12 peserta yang mengikuti lomba tersebut. Sebagian besar peserta merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Moskow antara lain dari MGU, Academy of Public Administration dan Moscow State Institute of International Relations (MGIMO), Russian Presidential Academy of National Economy and Public Administrtation (RANEPA).

Bahkan beberapa dari mereka telah bekerja dan belajar Bahasa Indonesia secara mandiri atau mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh KBRI Moskow. Lomba Pidato dan Bercerita (story telling) Bahasa Indonesia disesuaikan dengan tema peringatan kali ini "Pemerataan Pembangunan Indonesia yang Berkeadilan sebagai Wujud Kebangkitan Nasional".

Untuk pidato, panitia menetapkan judul "Pentingnya Belajar Bahasa Indonesia". Sementara untuk lomba bercerita, para peserta mengambil judul legenda/cerita rakyat Nusantara antara lain Nyai Roro Kidul, Roro Mendut, Asal Mula Danau Toba, Calon Arang, Batu Menangis dan Roro Jonggrang.

Lomba tersebut bertujuan untuk mempromosikan bahasa Indonesia bagi masyarakat Rusia serta mendekatkan keeratan hubungan kedua bangsa.

Hubungan RI-Rusia

Peringatan Harkitnas ke-109 dibuka secara resmi oleh Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M Wahid Supriyadi. Dubes RI menyampaikan sejarah kebangkitan nasional dan organisasi Budi Oetomo, situasi dunia pada tahun 1908 serta relevansi dari peringatan Harkitnas saat ini bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terkait pelaksanaan lomba pidato Bahasa Indonesia, Dubes RI menyambut gembira atas peningkatan minat para pemuda dan pemudi Rusia untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Hal ini tidak lepas dari meningkatnya hubungan kedua negara di berbagai bidang, khususnya di bidang ekonomi perdagangan dan pendidikan.

Dalam Seminar dan Diskusi Interaktif Peringatan Harkitnas ke-109, tiga mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Rusia tampil sebagai narasumber.

Widya Priyahita, mahasiswa S2 Global Public Policydi RANEPA, membahas tentang program nasional pemerintah Presiden Jokowi yang secara sederhana tercermin dari Nawacita. Sebagian program telah terlaksana namun masih ada beberapa kekurangan-kekurangan, katanya.

Tinu Sicara, mahasiswi S2 Jurnalistik di People's Friendship Universityof Russia/RUDN berbicara tentang potensi maritim yang selama ini banyak diabaikan dan ambisi Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia patut diapresiasi. Ardhyanta Purba, mahasiswa S2 Jurusan Socioeconomic and Politicial Development di Higher School of Economics/HSE membahas tentang merosotnya nilai-nilai nasionalisme di Indonesia.

Bertindak sebagai moderator adalah Dwi Rahayu, mahasiswi S2 Nuclear Power and Thermophysics di National Research Nuclear University (MEPHI).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement