Ahad 07 May 2017 14:15 WIB

Freeport Dirikan Sekolah Asrama untuk Anak-Anak Suku Papua

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Satria K Yudha
Petugas keamanan berjaga di Check Poin 28 sebagai akses keluar masuk kendaraan PT Freeport di Timika, Papua, Minggu (30/4).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Petugas keamanan berjaga di Check Poin 28 sebagai akses keluar masuk kendaraan PT Freeport di Timika, Papua, Minggu (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK) mendirikan sekolah asrama untuk meningkatkan pendidikan anak suku di Papua. Saat ini sudah ada lima sekolah asrama yang didirikan. 

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Republika, sekolah-sekolah asrama ini dibangun untuk memberikan fasilitas akomodasi dan program pengayaan bagi anak usia sekolah dari wilayah yang terpencil. Selain itu, mempersiapkan pusat persemaian calon intelektual dan pemimpin masyarakat.

Di dataran tinggi, LPMAK dan Freeport mendirikan Asrama Tsinga di kampong Beanekogom, Tsinga yang dikelola anak-anak muda Amungme. Sedangkan bebrapa asrama lainnya adalah Asrama Bintang Kejora Putra dan Putri dan Asrama Taruna Papua di Timika. 

Menurut Lucky Tanubrata, pendiri Yayasan Mitra Citracendekia Abadi, pengelola Sekolah Taruna Papua, keberadaan asrama sekolah sangat dibutuhkan anak-anak Papua. "Sangat penting mendidik anak sejak usia dini. Bantuan pendidikan sangat dibutuhkan," katanya, Ahad (7/5). 

Sekolah Asrama Taruna Papua menerima siswa penghuni asrama dari tiga kampung orang Amungme di dataran tinggi Mimika, yakni Tsinga, Aroanop, dan Waa-Banti sejak tahun 2007. Namun sejak tahun 2013, juga menerima siswa dari luar Timika. 

"Sekolah Asrama mengutamakan siswa Amungme dan Kamoro yang dipandang memiliki potensi dan berasal dari keluarga yang kurang mampu," katanya. 

 Hingga akhir 2016, jumlah total siswa yang tercatat tinggal di kelima sekolah asrama tersebut mencapai 756 siswa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement