Jumat 28 Apr 2017 19:49 WIB

KAMMI LIPIA Silaturahim ke Republika

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Maman Sudiaman
KAMMI Komisariat LIPIA, melakukan kunjungan media ke Republika, Jum'at (28/4).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
KAMMI Komisariat LIPIA, melakukan kunjungan media ke Republika, Jum'at (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta, mengadakan kunjungan dan silaturahim pengenalan media di Republika, Jumat (28/4) sore. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana sebuah media Islam bisa tetap konsisten dan eksis disetiap jaman.

“Kunjungan ke media kali ini, yaitu untuk belajar agar bisa mengaplikasikannya di media kami di kampus,” kata koordinator kunjungan KAMMI, Nur Fajrin, saat ditemui Republika.co.id, di kantor Republika, Jakarta Selatan, Jumat (28/4).

Fajrin mengatakan, rombongan yang hadir pada pertemuan kali ini ada sekitar 25-30 orang yang terdiri dari kader dan pengurus KAMMI komisariat LIPIA. Acara yang digelar sejak pukul 16.00 WIB tersebut di hadiri pula oleh beberapa staf redaksi dan sekretariat Republika.

Pertemuan berlangsung dengan begitu interaktif. Ada begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan, dimulai dari pertanyaan kapan sejarah berdirinya Republika, pengelolaan media Republika, hingga tips dan trik agar bisa menjadi media besar seperti Republika.

Redaktur Pelaksana Koran Republika, Subroto, yang saat itu hadir menjelaskan, Republika didirikan sebagai ajang untuk menyampaikan aspirasi bagi umat Islam. Tapi, tidak hanya dibentuk hanya dengan sentimen Islam semata, namun juga harus berpegang pada prinsip jurnalistik.

“Kita punya standar yang tidak bisa kita tawar. Republika juga sebagai bisnis media, harus bisa menjaga trust masyarakat. Agar begita kita bisa dijadikan referensi. Jadi kita harus tetap jaga, bukan hanya mengandalkan sentimen,” kata Subroto dalam diskusi tersebut.

Subroto mengatakan, prinsip jurnalistik tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Dia pun mengimbau, agar mahasiswa LIPIA yang hadir khususnya, bisa lebih gencar dalam mengirim tulisan-tulisannya untuk dimuat di Republika. “Jangan sampai kalah oleh kampus lain, LIPIA kan kampus Muslim, harus banyak dong yang berkontribusi mengirim tulisan hasil karyanya. Jangan menyerah karena satu dua kali ditolak, terus coba,” jelas Subroto.

Menurut Subroto, banyak sekali rubrik dari Republika yang menyediakan ruang bagi tulisan-tulisan mahasiswa. Seperti di rubrik Islam Digest, Hikmah, Publika, dan lain-lain. Tulisannya pun bermacam-macam, dimulai dari cerpen, puisi, opini, hingga kajian kitab.

Fajrin mengungkapkan, sangat antusias dengan kunjungan media ke Republika. Selain dengan adanya background yang sama, juga bisa meraup ilmu yang bisa direfleksikan saat kembali beraktivitas di kampus. “Jadi kita banyak belajar, ini yang nggak bisa kita dapat dari kampus kita, kita punya background di lipia, dan akhirnya kita bisa keluar dan bergerak di tempat ini dan kita bisa membawanya ke kampus untuk diterapkan di kampus kita,” kata Fajrin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement