Kamis 27 Apr 2017 17:23 WIB

Wapres Dorong Perguruan Tinggi Islam Mengedepankan Riset

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Angga Indrawan
Wakil Presiden Republika Indonesia Jusuf Kalla
Foto: ROL/Abdul Kodir
Wakil Presiden Republika Indonesia Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, perguruan tinggi islam di Indonesia harus dapat mengembangkan riset atau penelitian di berbagai bidang, terutama ilmu kedokteran agar bisa mengikuti perkembangan teknologi. Apalagi, perkembangan ilmu kedokteran berkembang pesat dalam kurun waktu tiga tahun. 

"Ilmu tidak punya batasan-batasan lagi dengan teknologi, pengembangan teknologi menyebabkan ilmu semakin cepat berkembangnya dibandingkan masa dahulu. Kalau zaman dahulu kecepatan ilmu berkembang 100 persen butuh 25 tahun, sekarang ilmu-ilmu teknologi dan kedokteran hampir tiga tahun naik 100 persen, semua itu basisnya adalah riset, teknologi, dan keseriusan kita," ujar Jusuf Kalla dalam sambutannya di Dies Natalis Universitas YARSI Ke-50 di Jakarta, Kamis (27/4).

Jusuf Kalla mengatakan, Dies Natalis Universitas YARSI Ke-50 ini sekaligus memperingati kepeloporan munculnya rumah sakit Islam dan pengembangan ilmu kedokteran di kalangan umat. Dia yakin, pada 50 tahun lalu banyak orang berpikir tentang perlunya fakultas kedokteran dan rumah sakit islam. 

Sejak berdirinya Universitas YARSI, kepopuleran rumah sakit islam dan ilmu kedokteran di universitas islam semakin luas. Oleh karena itu, untuk memajukan ilmu kedokteran terutama di universitas islam diperlukan riset-riset yang mumpuni sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi di dunia. Jusuf Kalla juga menyebut, dengan riset ini maka ke depan diharapkan Universitas YARSI dapat mencetak ilmuwan-ilmuwan baru yang lebih baik dari Ibnu Sina.

"Apabila kita berbicara dalam kedokteran selalu Ibnu Sina yang kita banggakan, sudah waktunya kita disini membentuk, mendidik Ibnu Sina yang baru, yang lebih baik," kata Jusuf Kalla. 

Jusuf Kalla mengatakan, jumlah dokter di Indonesia sudah cukup banyak namun penyebarannya masih belum merata dan rata-rata menumpuk di kota-kota besar seperti Jakarta. Dia menambahkan, pemerintah ingin agar pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia lebih baik dari sebelumnya. Sebab, pemerintah memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh rakyatnya. Agar hal ini bisa terwujud, maka diperlukan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement