Ahad 26 Mar 2017 15:59 WIB

Mendikbud Canangkan Gerakan Kembali ke Sekolah

Putus Sekolah (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya
Putus Sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mencanangkan Gerakan Kembali ke Sekolah (GKS) 1.000 anak harapan bangsa Sulawesi Tengah di Palu, Ahad (26/3). Gerakan yang dicetuskan oleh Ketua Bunda Anak Harapan Bangsa Sulawesi Tengah Zalzulmida Djanggola tersebut sebagai upaya mengembalikan anak-anak putus sekolah ke sekolah.

Pencanangan itu juga dirangkai dengan penyerahan Kartu Indonesia Pintar kepada siswa GKS 1.000 anak harapan bangsa dan siswa yatim piatu dan pengukuhan bunda anak harapan bangsa. Selain itu juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan kepada 16 organisasi perangkat daerah disaksikan Mendikbud dan Gubernur.

Pencanangan GKS dilakukan dengan cara menabuh gimba (gendang tradisional) secara bersama-sama oleh Menteri bersama gubernur dan sejumlah pejabat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menteri Muhadjir mengapresiasi positif atas gagasan GKS 1.000 anak harapan bangsa tersebut. Dia mengatakan GKS harus dilaksanakan secara kontinyu dan pemerintah harus memantau secara terus menerus anak-anak yang putus sekolah.

"Pemda harus pantau terus, jangan lagi ada anak putus sekolah," katanya.

Muhadjir mengatakan pemerintah saat ini fokus meningkatkan keterampilan sehingga terserap lapangan kerja.

"Itu harapan kita bisa bersaing dengan bangsa lain. Kita siapkan generasi muda untuk bersaing di ASEAN dan Asia," katanya.

GKS 1.000 anak harapan bangsa adalah suatu komitmen bersama untuk mencari dan mengajak anak usia sekolah yang tidak bersekolah karena berbagai alasan untuk kembali masuk ke sekolah menengah kejuruan. Masih banyaknya anak tidak sekolah di daerah ini karena tingginya angka putus sekolah pada usia 15-19 tahun. Padahal usia tersebut adalah usia produktif yang tinggi dalam struktur kependudukan. Bila hal itu tidak segera diatasi akan berdampak pada meningkatnya kejahatan di tengah masyarakat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement