Senin 20 Feb 2017 10:56 WIB

Kemenag Gelontorkan Rp 36 Miliar untuk Beasiswa Santri Berprestasi

Beasiswa tahfiz Alquran  buat calon pemimpin (Ilustrasi)
Foto: dok.daarul quran
Beasiswa tahfiz Alquran buat calon pemimpin (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya Kementerian Agama untuk memperluas akses pendidikan para santri di perguruan tinggi terus berlanjut. Tahun ini, melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, anggaran sebesar Rp36 miliar telah disiapkan guna membiayai Program Beasiswa Santri Berprestasi atau yang biasa disebut PBSB.

"Anggaran ini untuk membiayai beasiswa 1.138 santri yang masih berlangsung serta 250 santri baru yang akan diterima pada tahun ini," kata Kasubdit Pendidikan Pesantren Direktorat Pendidikan Diniah dan Pondok Pesantren Kemenag Ainur Rofiq, di Jakarta, akhir pekan.

PBSB dibuka oleh Kementerian Agama sejak tahun 2005. Hingga kini, tidak kurang dari 3.800 santri telah mendapatkan akses untuk belajar di berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia, mulai dari UIN, ITB, UGM, UNAIR, ITS, dan perguruan tinggi lainnya.

Tidak sedikit pula dari mereka yang sudah lulus kini berkiprah sebagai profesional pada bidangnya masing-masing, mulai dari teknokrat, dokter, pendidik pesantren dan madrasah, serta lainnya. Bahkan, banyak juga yang saat ini meneruskan kuliah di luar negeri, baik Eropa maupun Asia.

Menurut Rofiq, sasaran PBSB adalah santri pondok pesantren yang terdaftar resmi di Kemenag serta memiliki nomor statistik pondok pesantren (NSPP). Selain itu, santri tersebut juga harus tinggal di pesantren (mukim), minimal selama 2 tahun. Adapun mereka yang bisa mendaftar tahun ini adalah para santri yang juga siswa tingkat akhir dan lulus pada tahun 2017 di Madrasah Aliah binaan pondok pesantren. Atau, santri lulusan pesantren muadalah/pesantren salafiyah dengan ijazah Paket C yang diselenggarakan oleh pondok pesantren.

Khusus para santri yang akan mendaftar di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur, mereka harus hafal (hafiz) Quran minimal 10 juz. "Santri lulusan SMA/SMK belum bisa mengikuti program beasiswa ini karena programnya bersifat afirmasi bagi santri yang selama ini kurang tersentuh atau kurang memperoleh kesempatan untuk mendapatkan akses ke pendidikan tinggi yang bermutu," kata Rofiq.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement