Ahad 12 Feb 2017 15:13 WIB

Brandalun, dari Nongkrong ke Taman Bacaan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Anak-anak membaca di perpustakaan (Ilustrasi)
Foto: Fuji EP/Republika
Anak-anak membaca di perpustakaan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kalau jadi, rencananya Halaman Baru akan buka di bangunan lama tapi baru. Dekat saja, di samping lokasi Halaman Baru saat ini. Pindah tempat karena rencana revitalisasi alun-alun desa kali ini bukan pertama kali. Dulu, Halaman Baru juga pindah dari gelaran di halaman bangunan bekas Puskesmas Desa Jonggol ke dalam bangunan puskesmas.

Halaman Baru adalah taman baca di Alun-alun Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Halaman Baru, kata pengasuh Taman Baca Halaman Baru, Faisal Rahman atau yang biasa disapa Adeng, muncul karena kepedulian anak-anak muda Brandalun di sekitar Alun-Alun Desa Jonggol. Mereka sering nonkrong untuk main musik di alun-alun.

''Meski urakan, tapi kami tetap peduli, misalnya untuk memberi bantuan saat ada bencana. Sejak dulu, kegiatan sosial sudah berjalan. Lalu, pada 2016, kami mulai gelar buku untuk di baca anak-anak di depan bekas Puskesmas,'' kata Adeng saat ditemui di Taman Baca 'Halaman Baru', Ahad (12/2).

Seiring bertambah tahun, sebagian anak-anak Brandalun merasa sudah saatnya memiliki halaman baru buat hidup mereka. Dari sana 'Halaman Baru' muncul. Halaman Baru buat anak-anak Brandalun, Halaman Baru bagi anak-anak yang ingin membanca.

''Yang sinis banyak. Bahkan kami sempat malu. Sejak direncanakan sampai taman baca ada, butuh waktu lima bulan. Itu terkendala pengadaan buku dan niat,'' ungkap Adeng.

Setelah dua pekan menggelar bacaan di depan bekas bangunan Puskesmas Jonggol tiap Jumat hingga Ahad, gelaran kemudian diizinkan masuk ke dalam bangunan Puskesmas Jonggol. Setelah tiap hari, ada saja anak-anak datang membaca buku di Halaman Baru. Atas permintaan anak-anak pengunjung taman baca, digelarlah bimbingan belajar, terutama untuk anak-anak SD kelas kecil.

''Peminatnya banyak. Sekarang memang mandek karena tidak ada tenaga tetap,'' kata Adeng.

Saat Dompet Dhuafa menggelar kegiatan Tebar 1.000 Senyum untuk Jonggol pada Ahad (12/2), Taman Baca Halaman Baru diramaikan anak-anak. Di luar itu, kegiatan meriah serupa hanya digelar pada 17 Agustus, Hari Pendidikan, dan Maulid Nabi. Sehari-hari, Halaman Baru murni rumah baca.

Taman Baca Halaman Baru menerima donasi buku, ada donasi tetap dan tidak tetap. Adanya jaringan Urang Jonggol (UJANG) membuat Taman Baca Halaman Baru bisa dikenalkan ke berbagai komunitas.

Adeng mengaku, motivasi dia dan teman-temannya mengerakkan Taman Baca Halaman Baru pada dasarnya ingin agar anak-anak Desa Jonggol lebih mau membaca buku. Lalu muncul ide membuat tempat membaca.

''Anak-anak bersekolah senang ke sini sepulang sekolah. Beda dengan anak-anak yang tidak sekolah yang justru sulit diajak ke Halaman Baru,'' kata Adeng.

Adeng dan Brandalun ingin mengembangkan kegiatan misalnya mengajak anak-anak berkreasi dan mengembangkan bakat sehingga Halaman Baru benar-benar jadi taman baca.

Keinginan dan rencana itu agaknya bisa bersinergi bila pemerintah setempat akan merevitalisasi Alun-Alun Desa Jonggol. Halaman yang lebih luas memungkinkan anak-anak berkegiatan leluasa di luar ruangan.

Tiga bulan lalu, kata Adeng, sudah ada pengukuran area sekitar Alun-Alun Desa Jonggol. Adeng menyebut Rumah Baca Halaman Baru pasti tergusur. Meskipun, Halaman Baru dibolehkan pindah ke bangunan di samping bekas Puskesmas Desa Jonggol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement