Jumat 20 Jan 2017 13:34 WIB

Siswa MAN 2 Probolinggo Juara Ajang Robotik di Malaysia dan Singapura

Peserta mengikuti kontes perakitan robot dalam. (Ilustrasi) (Republika/Agung Supriyanto)
Peserta mengikuti kontes perakitan robot dalam. (Ilustrasi) (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,  SINGAPURA -- Lembaran prestasi siswa kembali mewarnai dunia pendidikan madrasah di awal 2017. Siswa MAN 2 Kota Probolinggo, Jawa Timur berhasil menjadi juara pada ajang robotik, bahkan di dua negara berbeda sekaligus, Malaysia dan Singapura.

Mereka adalah Muhammad Kealvin Al Akbari (kelas XI), Muhammad Rois Amin (kelas XI), dan Rifqy Taufiq Aprilianto (kelas X). Siswa-siswa MAN 2 Kota Probolinggo ini sukses meraih prestasi pada Robot Intelligent Contest (RIC) di Singapura dan International Robotic Training and Competition (IRTC) di Malaysia. Kedua event berbeda lokasi ini digelar di waktu yang hampir bersamaan, Januari 2017.

Robot Intelligent Contest (RIC) digelar pada 18 Januari 2017, di Science Center Singapore, Singapura. Siswa MAN 2 Kota Probolinggo menempati posisi ke-4 dari seluruh pemenang pada event tersebut. Kepala MAN 2 Kota Probolinggo Mohammad Alfan Makmur mengungkapkan, pada RIC di Singapura, tim MAN 2 Kota Probolinggo men-design, merakit, dan memprogram robot agar bisa memilah barang berdasarkan warna dan menaruh barang tersebut pada tempat yang ditentukan.

"Robot yang dirakit ini dilengkapi dengan camera pixy untuk memilah barang dan sensor garis. Penilaiannya didasarkan pada kecepatan bekerja, banyaknya barang yang dikumpulkan, dan pinalti yang dilakukan," ujarnya, Jumat (20/01).

Sementara ajang International Robotic Training and Competition (IRTC) digelar di Johor Baharu, Malaysia pada 18 -19 Januari 2017. Tim yang sama dari MAN 2 Kota Problinggo kembali mendulang prestasi. Mereka meraih juara II kategori Robot Micro Line Tracer. Dalam kompetisi ini, mereka diminta untuk merakit dan memprogram robot dari awal.

"Untuk event IRTC ini, penilaiannya didasarkan pada aspek logika logaritma, waktu tempuh robot menuju finish, dan juga asepk retry dan pinalti. Jadi robot yang cepat sampai finish dan mendapatkan point yang banyaklah yang menang," ujar Alfan.

Sebagai juara, mereka mendapatkan tropi, medali, dan sertifikat. Lebih dari itu, lanjut Alfan, pengalaman berkompetisi dengan negara-negara lain di Asia juga menjadi hadiah tersendiri bagi mereka. Apalagi, perjalanan tim ini ke Malaysia dan Singapura juga tidak lepas dari persoalan, utamanya soal pendanaan. "Memang butuh pengorbanan untuk meraih prestasi, no gains without pains," ujarnya.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement