Ahad 15 Jan 2017 10:18 WIB

Bahasa Ibu Jadi Permasalahan Anak Pelosok Menghafal Bahasa Inggris

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Winda Destiana Putri
EF English First
Foto: Wikipedia
EF English First

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- EF English First berkolaborasi dengan Gerakan Indonesia Mengajar mengirimkan pengajar mudanya ke Pulau Natuna, Provinsi Kepulaun Riau. Terdapat sejumlah permasalahan mendasar dari anak-anak di pelosok dalam mengucapkan dan melafalkan bahasa Inggris.

Director of Corporate Affair EF English First Indonesia, Juli Simatupang menuturkan EF English First mengirimkan pengajar muda Fenty Vianarika untuk bergabung dengan Indonesia Mengajar ke Teluk Buton, Pulau Natuna. Ia menjelaskan, bahasa ibu menjadi permasalahan utama anakanak tingkat SD dalam melafalkan bahasa Inggris.

"Fenty menemukan permasalahan slip of mother tongue untuk mempelajari bahasa Inggris dari segi pengucapan dan pelafalan untuk usia sekolah dasar," kata Juli dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (14/1).

Ia mencontohkan, para pelajar di SDN 005 Teluk Buton tidak bisa mengucapkan huruf 'f', 'v', dan 'p'. Ia berujar, tulisan maupun ucapan yang mengandung tiga huruf itu, semuanya terbalik.

Kendati demikian, Juli mengatakan, Fenty menerapkan metode drilling dan fun learning. Menurutnya, metode tersebut sukses membuat anak-anak di daerah Natuna senang belajar bahasa Inggris, serta menguasainya dengan cepat.

Juli mengatakan, EF English First terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Komitmen tersebut salah satunya diwujudkan dengan berkolaborasi dengan Gerakan Indonesia Mengajar. "Kami berkomitmen untuk memajukan pendidikan di Indonesia pada umumnya dan pendidikan dan kemampuan Bahasa Inggris, pada khususnya. Tidak hanya di kota besar, tetapi sampai ke pelosok negeri," tutur Juli.

Ia berujar, selain mengajarkan bahasa Inggris, EF English First akan menggadakan Festival Anak Natuna (FAN) sebagai wujud kepedulian dengan pendidikan di daerah. Acara FAN ini melibatkan banyak pihak secara sukarela. Rencananya, sebanyak 49 SD se-kabupaten Natuna dengan 172 peserta akan mengikuti acara tersebut.

FAN dilaksanakan untuk memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli. FAN akan melombakan sejumlah kemampuan pelajar, yaitu, menulis dan menghafal Pembukaan UUD 1945, menggambar peta Kepulauan Natuna, menulis surat untuk presiden dari anak perbatasan, cerdas cermat, dan pameran dari TNI AD, AL, dan AU, Balai Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, RAPI, serta outbond.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement