Senin 02 Jan 2017 10:26 WIB

Sambut 2017, Euro Management Fokus Kembangkan SDM Nasional

Bimo Sasongko selaku pendiri Euro Mangement Indonesia.
Foto: Dok: Euro Management
Bimo Sasongko selaku pendiri Euro Mangement Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Refleksi akhir tahun 2016 kemarin, menjadi sorotan penting bagi pihak Euro Management. Pasalnya dalam menyambut tahun baru 2017 masih banyak tugas besar yang harus diselesaikan oleh semua pihak.

Hal itu berkaitan dengan perkembangan postur sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang memprihatinkan. Perkembangan postur (SDM) Indonesia dalam data ketenagakerjaan 2016 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan jumlah angkatan kerja mencapai 127,67 juta orang.

Dari jumlah angkatan kerja tersebut 47,37 persen didominasi oleh lulusan SD dan tidak tamat SD, sisanya masing-masing SMP sebesar 18,57 persen, SMA beserta SMK sebesar 25,09 persen, Diploma ke atas (DI, DII, DIII dan Universitas) hanya berjumlah 8,96 persen.

Kondisi tersebut menurut Bimo Sasongko selaku pendiri Euro Mangement Indonesia perlu adanya penekanan program-program nasional yang mampu mengatasi permasalahan sumber daya manusia di Indonesia. Untuk itulah Euro Management mengelompokkan menjadi tiga segmen penting dalam refleksinya yaitu menjaring siswa SMA berbakat, program vokasional berbasis link and match, serta pendidikan informal berpendidikan rendah.

Program pertama yang mereka lakukan ialah menseleksi siswa lulusan SMA yang berbakat dan memiliki prestasi akademis yang bagus untuk diberi kesempatan menjadi tenaga ahli atau ilmuwan kelas dunia. Program kedua yaitu vokasional berbasis link and match. Penekanan program adalah mengembangkan sistem apprenticeship seluas-luasnya di Tanah Air. Ketiga ialah program pendidikan informal untuk segmen berpendidikan rendah, lulusan SD atau tidak tamat SD serta lulusan SMP.

"Pendidikan informal bisa mereduksi masalah sosial khususnya di perdesaan. Tahap pertama untuk program ini dilakukakn untuk membenahi organisasi pendidikan nonformal yang pernah ada," kata Bimo kepada Republika Online belum lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement