Jumat 16 Dec 2016 19:22 WIB

Kemenag Kembangkan Kurikulum Keterampilan Madrasah

Sejumlah murid MAN 1 Garut sedang melakukan praktik keterampilan
Foto: Dok Kemenag
Sejumlah murid MAN 1 Garut sedang melakukan praktik keterampilan

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Madrasah Aliyah (MA) kini telah memiliki kurikulum keterampilan. Hal tersebut sebagai bekal bagi lulusan dalam menghadapi persaingan di dunia kerja.

Menurut Direktur Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof Nur Kholis Setiawan, menuturkan sejak 1994 Kemenag telah mengembangkan program keahlian di MA. Hingga kini sudah ada 234 MA yang telah mengembangkan berbagai program keterampilan. Mulai dari elektro, tata busana, dan otomotif. 

"Salah satunya program keterampilan yang telah dikembangkan di MAN 1 Garut. Para siswa bukan hanya mendapat pelajaran biasa, tapi mereka juga harus memilih satu program keterampilan yang ada di sekolah," ujar Nur Kholis usai meninjau program keterampilan di MAN 1 Garut, Jumat (16/12). 

Madrasah keterampilan, kata dia, merupakan percontohan MA yang mengembangkan keunggulan kompetitif di bidang keterampilan atau kejuruan. Untuk mendukung program ini, Direktorat Pendidikan Madrasah mengalokasikan anggaran dana pengembangan-pengembangan keterampilan di MA tersebut. 

"Contohnya di MAN 1 Garut ini kami alokasikan pada 2017 anggaran sebesar Rp 1,5 miliar. Dana itu bisa digunakan untuk membeli peralatan baru. Tadi saya lihat banyak alat yang sudah lama dan memang harus diganti. Biar sesuai dengan perkembangan zaman," katanya.

Tidak hanya itu, untuk menjawab tantangan zaman di dunia usaha, tutur Nur Kholis, Kemenag juga berencana membuka Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) di enam provinsi. Yakni Bolaang Mongondow Sulawesi Utara, Bintuhan Kaur Bengkulu, Rokan Hulu Riau, Aceh Timur Aceh, Samarinda Kalimantan Timur dan Atambua Nusa Tenggara Timur pada 2016 sampai 2018.  

Sementara itu, Kepala MAN 1 Garut, Yepi Agus Gunardi, menyebut jika sekolahnya sudah sejak 1984 mengadakan program keterampilan. Mulai dari otomotif, elektro, dan tata busana. Dalam menjalankan program tersebut, diakui Yepi ada kendala yang dihadapi pihaknya. 

"Kendalanya itu seperti dari sarana yang ada di sekolah. Selain itu dari sisi regulasi juga agak terhambat," ucap Yepi.

Namun kini masalah regulasi telah diatasi setelah mendapat dukungan dari pemerintah. Setelah regulasi keterampilan lahir, pelajaran yang diberikan pun cukup padat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement