Rabu 30 Nov 2016 23:48 WIB

Kualitas Sekolah Berbasis Islam Perlu Ditingkatkan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Praktik teknik pada pelatihan beladiri praktis 'Kid Self Defense' di SD Darul Hikam, Kota Bandung, Senin (16/6). (Republika/Edi Yusuf)
Praktik teknik pada pelatihan beladiri praktis 'Kid Self Defense' di SD Darul Hikam, Kota Bandung, Senin (16/6). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Kualitas sekolah swasta yang berbasiskan Islam, di Tanah Air, masih berada di urutan menengah ke bawah. Oleh karena itu, diperlukan upaya meningkatkan mutu dengan memperhatikan kualitas guru dan kepala sekolah, fasilitas serta aktivitas pembelajaran.

Dirjen Dikdasmen Kemendikbud, Hamid Muhammad mengungkapkan, dari sebanyak 213 ribu sekolah, maka bila rangking dan memiliki kualitas terbaik itu sekolah swasta. "100 sekolah terbaik itu swasta. Kalau boleh saya rangking sekolah swasta kita itu yang terbaik bukan sekolah (yang) basisnya Islam," ujarnya saat memberikan sambutan acara peletakan batu pertama pembangunan SMP-SMA Darul Hikam, Rabu (30/11).

Menurutnya, sekolah swasta yang berbasis Islam seperti Muhammadiyah dan sekolah (Islam) yang dianggap bagus pun masih berada di urutan menengah ke bawah. Dengan kondisi salah satu sekolah Islam seperti Darul Hikam yang terus berkembang diharapkan memiliki masa depan yang bagus.

Hamid menuturkan, upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan harus memenuhi tiga hal yaitu guru dan kepala sekolah yang visioner, fasilitas belajar yang menunjang serta aktivitas pembelajaran yang baik.  "Kita berharap semua sekolah yang berbasis Islam sudah harus fokus kepada peningkatan mutu. Jadi bukan lagi mencari siswa sebanyaknya," ungkapnya.

Tidak hanya itu, sekolah Islam bisa lebih memperhatikan pendidikan karakter. Sebab saat ini, trend yang berkembang menyangkut pendidikan karakter sangat lemah. Dimana saat ini, anak-anak dengan mudah masuk dalam perangkap penyimpangan terutama masalah kekerasan antar siswa, siswa dengan guru, guru dengan orang tua. "Kita harus jaga jangan sampai anak kita terperangkap pada masalah narkoba, masalah pornografi dan porno aksi," katanya.

Menurutnya, saat ini, juga muncul di berbagai sekolah terkait masalah radikalisme. Sehingga, diharapkan sekolah tidak terperangkap dalam masalah tersebut. Apalagi radikalisme sudah ditanamkan sejak TK. "Temuannya di buku bacaan sudah secara eksplisit menyampaikan kurang bagus kepada anak kita," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement