Jumat 25 Nov 2016 08:54 WIB

Guru Harus Sabar Mengajar

Seorang guru tengah mengajar (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Seorang guru tengah mengajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Seorang guru yang bertugas di Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, harus sabar dalam menghadapi anak didik, kata Kepala Sekolah Menengah Negeri Kampung Laut Aris Subekti.

"Sebenarnya hampir sama dengan daerah lain. Hanya saja, mungkin karena kultur di Kampung Laut beda dengan di daratan," ungkap Aris Subekti saat dihubungi dari Cilacap, Jumat (25/11).

Oleh karena itu, kata dia, guru harus benar-benar mendidik anak didik dengan baik karena dari sisi sosial kemasyarakatannya maupun kemampuannya masih jauh dari anak-anak yang ada di daratan.

"Jadi, kita harus betul-betul sabar membimbing mereka," kata Aris yang bertugas di Kampung Laut sejak Februari 2014.

Dia mengaku tidak menyangka mendapat tugas di Kampung Laut yang jauh dari tempat tinggalnya di kota Cilacap karena berada di kawasan Segara Anakan sehingga setiap hari paling lambat harus berangkat pukul 06.00 WIB dengan menumpang perahu.

Dengan kondisi tersebut, pria berusia 51 tahun itu harus menyesuaikan diri agar kesehatan tetap terjaga. "Awalnya memang kaget namun lama-lama menjadi terbiasa," ujarnya menjelaskan.

Terkait dengan sikap anak didik terhadap guru, dia mengatakan secara sepintas terlihat tidak hormat namun sebenarnya mereka tetap menghormati gurunya.

Menurut dia, hal itu terlihat tutur bahasanya karena anak-anak Kampung Laut tidak bisa berbahasa Jawa halus sehingga pembicaraan antara guru dan siswa lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia.

"Apalagi jika mereka merupakan anak-anak pendatang dari Jawa Barat akan lebih sulit berkomunikasi kalau menggunakan bahasa Jawa," katanya.

Selain itu, kata dia, kepedulian dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya juga masih rendah, baik dalam pendampingan terhadap anak saat belajar maupun dukungan terhadap biaya pendidikan.

Dia mengakui biaya operasional sekolah terbatas sehingga bantuan untuk pengembangan sarana fisik dibutuhkan. "Sarana secara umum masih kurang, laboratorium komputer tidak punya, komputernya terbatas, paling satu-dua unit yang bisa dipakai anak-anak. Internet sudah terpasang tetapi kapasitasnya sangat kecil sehingga sulit untuk digunakan," katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement