Rabu 05 Oct 2016 09:25 WIB

Biaya Sekolah di Malang Ini Bisa Dibayar dengan Sampah

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Bank Sampah menata barang bekas layak daur ulang. (ilustrasi)
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Petugas Bank Sampah menata barang bekas layak daur ulang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG –- Berbagai cara bisa ditempuh untuk membayar biaya sekolah. Salah satu cara unik diterapkan di SMKN 6 Kota Malang. Di sekolah kejuruan bidang teknologi ini siswa-siswinya dianjurkan mengumpulkan sampah untuk membayar uang sekolah tiap bulannya.

Sekolah yang berlokasi di Jalan Ki Ageng Gribig Kota Malang tersebut sejak dua bulan lalu membuka bank sampah. Tujuannya adalah meringankan biaya sekolah dari hasil menjual barang-barang yang sudah tak terpakai.

Koordinator Pengelolaan Sampah SMKN 6, Sulaiman Sulang, menuturkan peluncuran resmi bank sampah sekolah baru dilakukan sepekan lalu. “Setelah percobaan dua bulan ternyata animo siswa cukup tinggi sehingga mulai resmi diterapkan seminggu terakhir,” ujar dia, saat ditemui Republika.co.id, Selasa (4/10) di Malang.

Siswa-siswi SMKN 6 diminta secara suka rela untuk mengumpulkan sampah di sekolah. Sampah-sampah tersebut kemudian ditimbang dan diberi harga per kilogram menurut jenisnya. Untuk sampah botol dihargai Rp 2.500 per kilogram, kertas HVS Rp 3.500 per kilogram, dan kertas koran Rp 2 ribu per kilogram.

Masing-masing anak yang menyetorkan sampah akan memperoleh buku catatan. Hasil penjualan sampah tiap anak akan diakumulasi di akhir bulan. Biaya sekolah sebesar Rp 175 ribu per bulan secara otomatis diambil dari saldo penjualan sampah tiap murid.

Ide membuka bank sampah merupakan tindak lanjut dari prestasi sekolah yang sudah mengantongi predikat sekolah Adiwiyata Mandiri. Adiwiyata Mandiri merupakan penghargaan tertinggi di Tanah Air kepada sekolah yang peduli dan cinta lingkungan.

Selain itu penerapan sistem bank sampah juga didasari adanya orang tua siswa yang meminta keringanan biaya. Saat ini sebanyak 40 persen dari 2.600 siswa SMKN 6 mengajukan keringanan biaya pendidikan. Gagasan bank sampah dinilai sebagai solusi efektif meringankan beban orang tua murid.

Agar lebih teratur, setiap kelas memperoleh jadwal apabila siswa-siswanya hendak menjual sampah. Setiap Jumat, tumpukan sampah yang terkumpul diambil oleh Bank Sampah Kota Malang. Sulaiman menjelaskan sampah yang dijual ke Bank Sampah Kota Malang dihargai Rp 500 lebih mahal per kilogramnya. “Laba dari penjualan sampah kita gunakan untuk membiayai operasional bank sampah sekolah,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement