Selasa 27 Sep 2016 22:51 WIB

Dua Pelajar SMKN 2 Cimahi Ciptakan 'Simina Banjir'

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agus Yulianto
Warga naik becak menerobos banjir di Jalan Imam, Sampang, Jatim, Selasa (27/9).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Warga naik becak menerobos banjir di Jalan Imam, Sampang, Jatim, Selasa (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada di masa peralihan musim kemarau ke hujan. Sebab, situasi ekstrim berpotensi terjadi. Sehingga dapat menyebabkan tanah longsor, banjir dan banjir bandang.

Di tengah potensi banjir yang sewaktu-waktu bisa terjadi, dua pelajar SMKN 2 Cimahi, Jawa Barat memperkenalkan sistem mitigasi bencana banjir yang diberi nama 'Simina Banjir'. Kedua pelajar tersebut yakni, Asep Muhammadyanwar dan Muchammad Alfarisi memperkenalkan Simina Banjir dalam ajang Lomba Karya Ilmiah Remaja Ke-48.

Alfarisi menjelelaskan, Simina Banjir merupakan alat pendeteksi banjir dengan memantau ketinggian hulu sungai. Apabila terdeteksi kenaikan hulu sungai, Simina Banjir akan memberikan peringatan berupa SMS dan telepon pada masyarakat. "Alat ini bisa memberi infomasi mengenai potensi banjir pada masyarakat melalui SMS," kata Alfarisi saat ditemui Republika, Senin (26/9) lalu.

Simina Banjir terdiri dari sensor tekanan udara sebagai detektor ketinggian air, sistem mikrokontroler sebagai kendali utama, GSM modul sebagai user interface, serta sistem panel surya dan baterai sebagai sumber daya.

Seseorang dapat mendaftar pada Simina Banjir untuk mendapat informasi potensi banjir. Masyarakat di sekitar lokasi hulu sungat yang terpasang Simina Banjir dapat mengirim REG SMKN2CMH kirim ke 089535973xxxx.

Cara kerja sistem tersebut yakni, pertama, sensor mendeteksi ketinggian air di hulu sungai. Sensor dapat diatur berapa ketinggian yang berpotensi membahayakan masyarakat.

Kedua, mikrokontroler akan mengolah data dari sensor. Data sensor diolah menjadi informasi secara kuantitatif dan lima skala kualitatif, yakni nolmal, waspada, siaga awas dan banjir.

Pada level keadaan siaga, awas dan banjir, sistem secara otomatis mengirim pesan secara masal ke seluruh nomor yang telah mendaftar . Selain itu, sistem akan melakukan panggilan ke nomor yang telah mendaftar. Tujuannya, untuk memperingatkan warga akan potensi bencana. Pun sirine akan langsung berbunyi.

Ketiga, setiap perubahan hulu sungai, baik ketinggian atau penurunan, akan ada pemberitahuan melalui pesan singkat. Keempat, pengguna dapat meminta informasi kondisi level sungai. Kemudian sistem akan membalas sesuai pesan permintaan status.

Alfarisi menyebut Simena Banjir mempunyai sejumlah keunggulan. Seperti, mampu mendeteksi dalam kondisi yang kurang menguntungkan. Mampu memantau ketinggian air sungai secara real time kapan pun dan di manapun melalui pesan singkat. Kemudian, sebagai respon cepat tanggap bencana, sistem dilengkapi fitur panggilan telepon (pada level awas).

Simena Banjir juga menggunakan komponen daur ulang dan desain yang kompak. Sistem ini juga dapat berfungsi tanpa jaringan listrik. Sistem ini memiliki fitur pesan masal. Yang terakhir, masyarakat dapat dengan mudah berlangganan informasi potensi banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement