Selasa 27 Sep 2016 08:22 WIB

Mahasiswa Asing Pelajari Pembuatan Jamu di UGM

Red: Nur Aini
Pedagang jamu, ilustrasi
Pedagang jamu, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 10 mahasiswa dari berbagai negara mendalami pengobatan tradisional dan tanaman obat Indonesia serta belajar mengenal jamu sebagai obat herbal asli Indonesia, dalam program "Summer Course" 2016, di Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Para mahasiswa tidak hanya diajak mengenal jamu sebagai obat herbal asli Indonesia, tetapi juga mempraktikkan langsung proses pembuatan jamu tradisional di masyarakat," kata Ketua Program Summer Course 2016 Triana Hertiani, di Yogyakarta, Selasa (27/9).

Menurut dia, kegiatan itu berlangsung selama 15 hari, pada 13-26 September 2016, dan diikuti 10 mahasiswa dari universitas di Mesir, Sudan, Malaysia, Vietnam, dan Jepang serta mahasiswa minat Farmasi Bahan Alam Fakultas Farmasi UGM. Ia mengatakan, penyelenggaraan kegiatan itu merupakan salah satu wujud pelestarian budaya dan pemanfaatan jamu sebagai obat herbal asli Indonesia.

Program tersebut, katanya, menggabungkan kelas interaktif, kunjungan lapangan dan perjalanan budaya.

"Para peserta diberikan kesempatan untuk belajar tentang pemanfaatan dan pengelolaan jamu mulai dari proses penanaman tanaman obat, budidaya, produksi yaitu panen dan pengolahan pascapanen berupa pembuatan sediaan jamu. Bahkan, hingga pengujian bioaktivitas dan keamanan produk untuk dikonsumsi," ujarnya.

Triana mengatakan, dalam kegiatan ini mahasiswa juga berkesempatan melihat dan mempelajari proses pembuatan jamu baik dalam skala lokal maupun secara modern dalam skala industri di pabrik jamu terkemuka. Tidak hanya itu, kata dia, peserta juga berkesempatan mengunjungi bukit Turgo di kaki gunung Merapi untuk melihat keanekaragaman hayati tanaman berkhasiat obat, sentra penjualan simplisia bahan baku jamu di pasar Beringharjo Yogyakarta, dan ke Tawangmangu.

"Kemudian, peserta juga akan mengunjungi pusat ekstrasi tanaman obat (PETO), industri lulur Cendani yang merupakan usaha kecil menengah (UKM) yang dirintis oleh alumni Fakultas Farmasi UGM, klinik herbal RS Dr. Sadjito Yogyakarta, serta mengunjungi industri obat herbal di Sukoharjo. Selain itu, juga mengunjungi sejumlah tempat wisata budaya di Yogyakarta dan sekitarnya," kata Triana.

Ia berharap, melalui kegiatan itu dapat mengangkat jamu di kancah internasional sebagai bagian dari pengobatan tradisional yang setara dengan traditional chinese medicine (Cina) dan Ayurveda (India).

Tidak hanya itu, kata dia, program tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan peran serta UGM sebagai leader dalam pengembangan keilmuan jamu dan membuka peluang bagi semua kalangan dari dalam dan dari luar negeri yang tertarik mempelajari jamu sebagai obat herbal asli Indonesia. "Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kerja sama multilateral dengan institusi luar negeri khususnya dalam pengembangan jamu dan obat tradisional lainnya," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement