Senin 26 Sep 2016 17:45 WIB

'Siswa Harus Jadi Leader, Bukan Follower'

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Siswi SMA Negeri 3 Bandung memamerkan Rubens Tube pada pameran Ilmiah Lima Terestrial di halaman sekolah, Jl Belitung, Kota Bandung, Kamis (12/5). Pameran digelar untuk mengembangkan dan mencari potensi siswa di bidang sains.
Foto: Dede Lukman Hakim
Siswi SMA Negeri 3 Bandung memamerkan Rubens Tube pada pameran Ilmiah Lima Terestrial di halaman sekolah, Jl Belitung, Kota Bandung, Kamis (12/5). Pameran digelar untuk mengembangkan dan mencari potensi siswa di bidang sains.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama British Council menggelar kegiatan kompetisi ilmiah 2016 bagi remaja Indonesia. Kegiatan itu yakni, Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Ke-48 dan National Young Inventor Awards (NYIA) Ke-9.

Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain mengatakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan pilar pembangunan bangsa. Di era globalisasi, menurutnya, tidak ada pilihan lain, selain meningkatkan kualitas Iptek. Saat ini menurutnya, Indonesia butuh sumber daya manusia, khususnya anak muda yang menguasai Iptek.

"Tumpuan kita pemuda dan remaja dan guru. Siswa harus jadi leader (pemimpin) bukan follower (pengikut). LIPI pelopor kompetisi ilmiah remaja," kata Iskandar saat membuka Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Ke-48 di LIPI, Jakarta, Senin (26/9).

Ia menyebut, selama ini LIPI mendukung berupaya membina remaja untuk menenmukan talenta dan ilmuan muda berkualitas. Ia berharap, dengan tema Scient for Bright Future for Indonesia atau ilmu untuk masa depan yang cerah bagi Indonesia, mampu membawa Indonesia segera bergerak maju.

"Penemuan tak lepas dari keinginan untuk bermanfaat bagi semua. Keinginan untuk maju harus terus dikembangkan dari kesalahan untuk sukses," tuturnya.

Sebanyak 53 karya ilmiah pelajar seluruh Indonesia menjadi finalis LKIR. Mereka terbagi dalam bidang hayati, teknik, kebumian, dan maritim, dan sosial kemanusiaan hasil mentoring dan evaluasi pakar LIPI, serta 29 inovasi finalis NYIA.

Sementara itu, Deputi Direktur British Council di Indonesia Ian Robinson berujar, kerja sama antara British Council dan LIPI, merupakan wujud mendukung pengembangan budaya riset ilmiah pada generasi muda. Menurutnya, peneliti remaja berpotensi mengubah lingkungan di sekitarnya menjadi lebih baik.

Sementara itu, Ketua Dewan Juri LKIR LIPI, Tri Nuke Pudjiastuii merinci, terjadi peningkatan antusiasme remaja dalam bidang riset. Pada 2015, peserta yang ikul sebanyak 41 orang. Sementara pada 2016, sebanyak 53 dari 3.203 proposal yang mendaftar telah terpilih sebagai finalis LKIR.

"Hal tersebut membuktrkan, kesadaran dan minat penelitian generasi muda sudah semakin berkembang. Oleh karena itu, pemilihan proposal karya ilmIah terbilang dan juga invensi para pelajar semakin selektif," tutur Tri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement