Sabtu 03 Sep 2016 11:18 WIB

Ini Alasan Mendikbud Ajak Sukseskan Pendidikan Vokasi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Pendidikan Vokasi (ilustrasi)
Foto: www.pnj.ac.id
Pendidikan Vokasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengajak masyarakat menyukseskan pendidikan vokasi. Hal tersebut merujuk pada Nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi), dimana ihwal pendidikan vokasi harus bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing rakyat di pasar internasional.

"Pemerintah juga sedang menggalakkan pendidikan vokasi," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat berada di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (2/9) lalu.

Ia menjelaskan, kendati pemerintah mengajak masyarakat menyukseskan pendidikan vokasi, bukan berarti SMA tak penting. Ia beralasan, imbauan itu untuk mempersiapkan tamatan sekolah menengah, agar siap memasuki lapangan kerja. "Yang bisa kuliah jangan banyak-banyak. Mendingan kerja dulu, kalau sudah kaya baru kuliah. Jadi jangan dipaksakan semuanya pingin kuliah," jelasnya.

Alasannya, Muhadjir menjelaskan, Indonesia membutuhkan tenaga kerja terampil untuk menghadapi tantangan di lapangan. Khususnya, tenaga kerja yang siap bersaing saat Indonesia dalam keadaan yang terbuka.

Di hadapan maayarakat Malang, Muhadjir mengingatkan, Gubernur Jawa Timur Soekarno (Pakde Karwo) pernah mengatakan akan ada 12 ribu supir dari Filipina yang mempunyai SIM internasional masuk ke Indonesia. Bahkan, ia melanjutkan, 40 persen dari jumlah tersebut adalah wanita.

"Bayangkan kalau mereka menjadi supir di Indonesia dan menjadi supir di Malang. Sudah sekarang angkot enggak terlalu laku, malah mau masuk supir Filipina. Kita harus hati-hati menghadapi tenaga asing," tutur Muhadjir.

Sehingga, ia mengatakan, pemerintah harus mulai menyiapkan generasi yang tangguh, tahan banting, cerdas, punya determenasi kuat, tidak lembek, tidak cengeng, dan mampu bersaing. "Itulah anak Indonesia yang akan kita bangun terutama menyiapkan 100 tahun pada 2045 mendatang," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement