Kamis 25 Aug 2016 14:07 WIB

Mendikbud: Bahaya Rokok akan Dimasukkan dalam Pendidikan Karakter

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Rencana Kenaikan Harga Rokok. Petugas toko mengambil rokok untuk konsumen di salah satu ritel, Jakarta, Ahad (21/8).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Rencana Kenaikan Harga Rokok. Petugas toko mengambil rokok untuk konsumen di salah satu ritel, Jakarta, Ahad (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengatakan materi mengenai bahaya rokok kemungkinan akan dimasukkan dalam pendidikan karakter di sekolah. Namun, ia mengaku belum memiliki konsep khusus terkait integrasi antara pendidikan karakter dengan materi bahaya rokok.

"Materi itu bisa ditanamkan lewat pendidikan karakter. Bentuknya seperti apa, belum saya pikirkan," kata dia, Kamis (25/8). 

(Baca juga: Kenaikan Harga Rokok Minimalkan Perokok Pemula)

Ia hanya menegaskan materi bahaya rokok tak akan dijadikan mata pelajaran (mapel). Menurutnya, jumlah mapel di sekolah saat ini sudah banyak sehingga penambahan mapel-mapel baru belum mungkin dilakukan.

"Kalau secara eksplisit dalam bentuk mapel, tidak mungkin. Sebab, seolah-olah nanti semua permasalahan harus masuk kurikulum. Misalnya, mau ada soal antikorupsi, teror, lalu kini bahaya rokok," ujar Muhadjir.

Sebelumnya, berdasarkan data Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indinonesia (IAKMI),  jumlah perokok muda dari usia 10 tahun - 14 tahun terus bertambah. Pada 2001, jumlah perokok usia 10 tahun - 14 tahun tercatat sebanyak 1,9 juta orang. Pada 2010, jumlahnya meningkat hingga mencapai 3,9 juta orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement