Selasa 09 Aug 2016 18:13 WIB

Risma: Full Day School Perlu Diserahkan pada Orang Tua

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ilham
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wacana penerapan sistem sekolah sehari penuh atau full day school mendapat tanggapan dari kepala daerah. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai sistem sekolah sehari penuh perlu memberikan pilihan kepada orang tua murid.

Risma, sapaan akrabnya, menilai kondisi dan kemampuan masing-masing orang tua murid berbeda-beda. “Karena ada memang orang tua yang tidak suka karena mungkin ibunya tidak kerja kepingin anaknya kumpul. Nah kalau semua kemudian kita paksa full day gitu kan ada yang seperti itu kemudian keberatan,” ujar Risma kepada wartawan seusai memberi sambutan di acara Rapat Kerja Kepala Sekolah se-Surabaya di Convention Hall Jl Arief Rahman Hakim Surabaya, Selasa (9/8), pagi.

Risma juga mempertanyakan asupan makanan bagi para siswa saat siang hari. Sebab, jika biaya tersebut dibebankan kepada orang tua belum tentu semuanya mampu. Menurutnya, ada beberapa sekolah swasta di Surabaya yang menerapkan full day school. Biaya untuk makan saja sangat besar mencapai ratusan juta rupiah.

Selain masalah dana, konsep sekolah sehari penuh juga menyangkut kesiapan tenaga pengajar dan materi yang diajarkan. Namun, dia menyatakan masih ada kemungkinan Kota Surabaya menerapkan sekolah sehari penuh.

“Bukan tidak mungkin, itu akan kita berikan pilihan, kepala sekolahnya yang siap. Karena kan itu menyangkut guru, ruang, anak-anak itu aktivitasnya apa kemudian menyangkut dana,” kata mantan Kepala Bappeko Surabaya tersebut.

Risma mencontohkan, untuk siswa SD guru kelas biasanya hanya satu orang, berbeda dengan guru SMP dan SMA yang sesuai dengan mata pelajaran. Menurutnya, jika SD menerapkan sekolah sehari penuh harus ada guru pengganti pada hari yang sama. “Tidak semudah itu dari pagi sampai sore hanya satu guru, harus ada ganti guru kan,” katanya.

Selain itu, ia menilai siswa kelas I SD harus tetap pulang pukul 12.00 WIB. Harus menunggu sampai naik kelas II atau kelas III untuk bisa mengikuti full day school.

Meski demikian, Risma juga menanggapi positif sistem sekolah sehari penuh. Ia berkaca pada pengalamannya menyekolahkan anaknya di sekolah yang menerapkan full day school. Saat itu, anaknya disekolahkan di sekolah Islam swasta sehingga kegiatan saat siang sampai sore seputar mengaji dan mempelajari agama Islam.

Secara terpisah, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengaku akan mendalami wacana sistem sekolah sehari penuh. “Saya akan pelajari konsepnya seperti apa. Itu kan konsep di luar negeri dalam rangka juga menitipkan anaknya karena di sana tidak ada pembantu, itu kan konsep-konsep yang sehari penuh,” kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Karwo juga bercerita jika cucunya yang berada di Australia juga akan mengikuti sekolah sehari penuh karena tidak boleh mencari pembantu rumah tangga di sana. “Yang saya tahu saya pengin sehari ketemu cucu saya, tapi kalau sehari penuh dia sekolah saya kehilangan cucu saya satu hari,” ujarnya sambil tertawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement