Senin 29 Feb 2016 00:27 WIB

Belajar Matematika, 50 Siswa Yatim Mandiri Belanja di Pasar

Sebanyak 50 anak yatim binaan Sanggar Genius Yatim Mandiri belanja di Pasar Merjosari, Kota Malang, Ahad (28/2).
Foto: Ist
Sebanyak 50 anak yatim binaan Sanggar Genius Yatim Mandiri belanja di Pasar Merjosari, Kota Malang, Ahad (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --Apa yang terjadi bila 50 siswa belajar matematika di pasar? Tentu akan menjadi pengalaman yang luar biasa. Itu lah yang dinikmati sebanyak 50 anak yatim binaan Sanggar Genius Yatim Mandiri di Pasar Merjosari, Kota Malang, Ahad (28/2) sekitar pukul 08.00 WIB.

Ketika mereka datang ke pasar, panitia kemudian membentuk kelompok, masing-masing terdiri lima orang. Setiap kelompok diberi uang belanja Rp 20 ribu. Panitia meminta peserta mendiskusikan apa saja yang akan dibeli. Tak lupa membuat catatan rencana belanja. Tanpa menunggu lama, anak-anak yatim yang berasal dari daerah se-Jawa Timur ini, langsung bersemangat berburu barang yang mau dibeli.

Kelompok yang dipimpin Eko Triyuwono (11 tahun), misalnya, mereka membeli sayuran, seperti kubis, dan wortel. Tak lupa juga membeli tempe dan tahu. Beberapa kelompok lain, ada juga yang membeli alat sekolah. Yang menarik, ada yang ingin beli bumbu, tapi malah tidak tahu apa rupa bumbunya.

Lain lagi pengalaman Ira  Shavila (11), peserta asal Sanggar Genius Jombang. “Tadi saya mau beli cabe merah. Kata penjual harganya Rp 2.000. Saya tawar Rp 1.500 tidak dikasih. Lalu saya pindah ke pedagang di sebelahnya. Eh, alhamdulillah dikasih,” ceritanya sambil tersenyum bahagia.

Setelah puas belanja, anak-anak kemudian diajak membahas apa saja yang telah direncakan dan dilakukan. Hadir sebagai pendamping sesi, adalah dosen jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim, Fachrur Rozi. “Saya senang kalian semua suka matematika. Tapi yang lebih penting adalah, kalian harus bisa menjadikan matematika sebagai solusi, bukannya malah ditakuti,” katanya memberi nasihat.

Panitia pelaksana dari Yatim Mandiri Cabang Malang, Faris S Zhaky mengatakan, melalui kegiatan ini, pihaknya ingin memberi bekal kepada anak-anak yatim agar lebih bisa memanfaatkan matematika di kehidupan nyata. "Bukan sekadar pelajaran dan hafalan di kelas. Karena mereka memang dituntut lebih mandiri dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Kegiatan yang digagas Yatim Mandiri ini merupakan rangkaian gelaran Olimpiade Matematika se-Jawa Timur di Edotel SMKN 2 Malang, Sabtu (27/2). Tampil sebagai juara pertama, Eko Triyuwono, santri Sanggar Genius asal Tulungagung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement