Sabtu 02 Jan 2016 09:22 WIB

17 Siswa Ikuti Sekolah Antikorupsi Integritas

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Korupsi
Korupsi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak 17 orang mahasiswa dan alumni sejumlah perguruan tinggi, mengikuti Sekolah Anti Korupsi yang diadakan Lembaga Antikorupsi Integritas. Para peserta tersebut berasal dari sejumlah berguruan tinggi di Sumatra Barat dan Riau.

Koordinator Lembaga Antikorupsi Integritas Arief Paderi menuturkan, melalui seleksi yang ketat, 17 calon siswa tersebut berhasil menyisihkan 49 orang pendaftar lainnya. Masing-masing, 15 orang berasal dari Sumatra Barat sementara dua lainnya dari Riau.

"Para peserta ini diharapkan bisa menjadi penggerak anti korupsi," kata dia di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Sabtu (2/1).

Ia menjelaskan, proses seleksi calon siswa dilakukan dengan sistem administrasi dan wawancara. Para calon peserta, ia menuturkan, diminta menyerahkan tulisan pandangan terhadap korupsi. Kemudian, dilanjutkan dengan proses wawancara motivasi, kapasitas, dan tujuan calon peserta untuk mengikuti Sekolah Anti Korupsi Integritas.

"Yang lulus ini kita nilai punya semangat tinggi untuk ikut sekolah anti korupsi ini dan gerakan anti korupsi," tutur Arief.

Dikatakannya, para siswa yang lulus akan mengikuti sekolah sesi kelas dan lapangan. Pendidikan kelas, dilakukan pada 4-8 Januari 2016. Sesi kelas akan berjalan efektif selama 33 jam dalam lima hari. Masing-masing terbagi dalam 11 mata ajar dalam lima kelompok bahasan. Sesi kelas akan dipandu seorang fasilitator.

Sementara sesi lapangan, digelar pada 9 Januari hingga 9 Maret 2016. Peserta akan dibagi dalam lima kelompok. Masing-masing kelompak akan mendapat tema, materi dan tugas. Semua itu harus selesai dalam waktu 60 hari.

Arief berujar, untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkomitmen kuat, Integritas menghadirkan sejumlah pemateri. Seperti, Febridiansyah dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Reza Samawi dari Transparency Internasional Indonesian (TII), Donal Fariz dari Indonesian Corruptions Watch (ICW), Erwin Natosmal dari Indonesian Legal Roundtable (ILR), Choky Ramadhan dari Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia Universitas Indonesia (Mappi UI), Grahat Nagara dari Yayasan Auriga, Roni Saputra dari LBH Pers, Syafrimet aktivis Masyarakat Sipil, Hendra Makmur dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Selama masa pendidikan lapangan, Arief mengatakan, Integritas juga menghadirkan sejumlah pendamping dalam diskusi berkelanjutan selama dua bulan. Seperti, Miko Kamal, Feri Amsari, Charles Simabura, Muhammad Isa Gautama. Para lulusan nantinya juga berkesempatan untuk menjadi peneliti muda di Lembaga Integritas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement