Kamis 26 Nov 2015 07:45 WIB

Sawahlunto Gelar Workshop Peningkatan Kompetensi Profesional Guru (1)

Disdikpora Kota Sawahlunto Marwa membuka workshop “Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum”  di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Sabtu (14/11).
Foto: Dok IB
Disdikpora Kota Sawahlunto Marwa membuka workshop “Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum” di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Sabtu (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO – Menyambut Hari Guru Nasional tanggal 25 November dan ulang tahun ke-127 Kota Sawahlunto tanggal 1 Desember 2015, Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Sawahlunto menggelar workshop kurikulum menuju Sawahlunto Bermutu.

Workshop yang bertema “Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum”  tersebut diadakan di Sawahlunto, Sumatera Barat, Sabtu (14/11), dan diikuti lebih 100 peserta. Panitia workshop menghadirkan Zulfikri Anas dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan sekaligus sebagai Peneliti Indonesia Bermutu (IB) Jakarta selaku  narasumber.

Workshop tersebut dihadiri oleh pejabat struktural Dinas Pendidikan, Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru yang tergabung dalam Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sawalunto. Sejauh ini ini TPK telah menghasilkan bahan ajar muatan lokal berupa buku tentang  makanan khas Sawahlunto.

Berbagai jenis makanan khas yang dikumpulkan dari 10 nagari bersifat multi etnis.  Sejak awal berdiri, kota Sawahlunto dijuluki sebagai kota miniatur Indonesia karena di sini berkumpul berbagai etnis di seluruh Nusantara.  

“Perayaan hari jadi kota Sawahlunto selama bulan Desember nanti akan dimeriahkan dengan menampilkan makanan khas yang belakangan ini mulai langka kita temui," ujar Disdikpora Kota Sawahlunto Marwan saat membuka workshop tersebut.

Marwan mengemukakan, anak-anak zaman sekarang lebih banyak tahu tentang makanan impor dari pada makanan tradisional padahal semua makanan tradisional ini merupakan kekayaan budaya yang harus kita diwariskan secara turun-temurun. "Jangan sampai nilai-nilai budaya luhur ini hilang begitu saja,” tegas Marwan.

Di samping itu, kata Marwan, TPK juga telah menghasilkan naskah Sejarah Ringkas Kota Sawahlunto yang saat ini sedang dalam proses pencetakan. Sejarah Kota sawahlunto ini menjadi salah satu potensi unggulan lokal mengingat bahwa kontribusi Kota Sawahlunto cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia, terkait dengan potensi tambang.

 

“Masa keemasan tambang batubara sudah lewat, dan kita punya potensi lain yang sangat relevan dengan situasi saat ini, yaitu potensi wisata tambang yang berbudaya,” ujar Marwan.

Marwan menegaskan, kearifan lokal akan memperkuat identitas bangsa Indonesia  di tengah arus globalisasi. “Kearifan lokal bersifat lintas bidang studi,dan kehadiranya tidak akan menambah beban belajar siswa,” ujarnya.

Sebagai contoh, kata Marwan,  berbicara tentang sejarah tambang batu bara dapat menjadi bahan kajian geografi, biologi, kimia, PPKn, dan bahkan agama, selain dari sejarah itu sendiri.

Hal itu, Marwan menambahkan, berawal dari pertanyaan, mengapa bumi Sawahlunto mengandung batu bara, bagaimana tekstur alam, apa hubunganya dengan keaadan alam, tumbuhan, bahan kimia. Bagimana hubungan dan perubahan sosial-ekonomi dan pergaulan yang dibangun diatas keberagaman etnis dan sebaginya. “Untuk itu, kita perlu membentuk Forum Ilmiah Guru (FIG),” kata Marwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement