Rabu 25 Nov 2015 17:49 WIB

Peneliti: Bahasa Jawa dan Bali Sulit Punah

Peneliti bahasa dari Universitas Udayana I Wayan Arka.
Foto: ANU.edu
Peneliti bahasa dari Universitas Udayana I Wayan Arka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti bahasa dari Universitas Udayana I Wayan Arka mengatakan penutur bahasa Jawa dan Bali cukup kuat sehingga sulit untuk punah.

"Bahasa Jawa dan Bali juga mengalami tekanan seperti bahasa etnik lainnya. Akan terjadi persaingan juga dengan bahasa nasional atau asing, tapi dari sisi akademis saya tidak yakin kedua bahasa ini akan terancam punah," kata I Wayan Arka usai memberikan keynote speach pada "International Conference on Language, Culture, and Society (ICLS) yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Rabu (25/11).

Menurut peneliti di Australian National Univesity tersebut, cukup berlebihan jika ada yang mengatakan bahasa Jawa dan Bali terancam punah mengingat penutur bahasa tersebut cukup kuat dan merasa bangga dengan bahasanya.

"Bahasa Bali masih sangat kuat digunakan dalam kegiatan adat. Walau di kota sudah tidak dipelajari lagi bahasa tersebut, tapi secara umum bahasa bali masih digunakan luas di masyarakat," ujar dia.

Dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) di Bali, menurut dia, kuat, sehingga tidak mungkin akan terancam punah. Tapi jika Pemda di satu daerah tidak mendukung keberlangsungan bahasa etnik ini, peelahan akan meredup sebelum menjadi terancam punah dan akhirnya punah.

"Kalau jumlah penuturnya rampin ya bisa saja kalah lalu hilang. Analoginya kalau kita tidak transmisikan bahasa tersebut ke anak juga bisa saja hilang," ujar dia.

Persoalan lain, menurut dia, bagaimana agar bahasa etnik tersebut dapat ditrasmisikan dengan baik. "Karena kadang transmisi tersebut juga dilakukan tidak sempurna, sehingga lama-lama bahasa tersebut tidak pernah digunakan hanya ada di memori saja," ujarnya.

Sebanyak 746 bahasa etnis di Indonesia menjadi salah satu kekayaan budaya. Hal ini menempatkan Indonesia pada posisi kedua sebagai laboratorium bahasa terbesar di dunia.

Namun demikian, menurut Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain, daya hidup atau kekuatan setiap bahasa daerah atau etnis dalam konstelasi kebahasaan di Indonesia tidak sama. Hal tersebut berakibat pada sebagian bahasa etnis, terutama di wilayah timur Indonesia, berpotensi terancam punah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement