Rabu 11 Nov 2015 23:18 WIB

Medali Perunggu Olimpiade Jadi Modal Kuliah ke Cina

Miftahun Nurrochman
Foto: dok pri
Miftahun Nurrochman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Miftahun Nurrochman merupakan salah satu peserta Program Kuliah Gratis (PKG) yang dijalankan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel). Karena ketekunannya, ia menjadi kandidat mengikuti perlombaan Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) pada 26-28 Februari 2015 yang diselenggarakan PASIAD Indonesia (Pasific Countries Sosical and Economic Solidarity Association) hasil kerja sama Indonesia-Turki. 

Ketika itu, ia membuat alat penaik tegangan dari 12 volt DC menjadi 220 volt AC dengan menggunakan tiga komponen. Alat buatannya berhasil meraih medali perunggu International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) yang diselenggarakan di Tbilisi-Georgia, Eropa pada 1-3 Mei 2015.

"Senang banget karena akhirnya perjuangan orang tua dan saudara tidak sia-sia, karenanya saya terus belajar dengan giat," terang Miftahun.

Tak hanya mendali perunggu, setelah lulus Miftahun pun mendapatkan kehormatan dari Pemerintah Sumsel dengan menjadi salah satu kandidat dalam PKG. Dia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi di Mechatronics Technology Nanjing Polytechnic Institute (NJPI). 

Miftahun merupakan pemuda kelahiran 6 Oktober 1996 di perkampungan transmigran di Pelita Jaya Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel. Dia adalah anak seorang petani transmigran yang hijrah ke Sumsel pada 1988 melalui program transmigrasi yang ramai kala itu. 

Hidup di daerah transmigrasi tak serta merta selalu diliputi kesuksesan. Bahkan pada saat krisis ekonomi 1998, pertanian orang tuanya terserang hama dan tanah tandus. Karena tak sanggup membeli beras, maka ubi pun menjadi makanan pokok. 

"Karena kondisi hidup yang sangat berat, maka orang tua memutuskan untuk pindah ke Desa Talang Taling, Di lokasi baru kami hanya tinggal di gubuk beratap daun di perkebunan," kisah Miftahun mengulangi cerita orang tuanya. 

Meski tinggal di tempat yang kurang layak tak mengecilkan semangatnya. Kondisi tersebut malah semakin memacunya untuk berprestasi di sekolah. Hal tersebut diwujudkan dengan menjadi peringkat pertama di kelas 3 SD dan menjadi 10 besar hingga sampai pada masa kelulusan SD.

Karena kondisi orang tuanya yang hanya berpenghasilan dari buruh tani, Miftahun sempat terancam tidak bisa melanjutkan sekolah. Hingga akhirnya sang kakak ikut membantunya dengan bekerja sebagai sopir untuk membantu biaya transportasi sang adik karena lokasi sekolah yang jauh. 

"Tanpa ada bantuan dari kakak saya tidak mungkin bisa menyelesaikan studi di MTs. Karena dukungan orang tua dan saudara saya akhirnya bisa melanjutkan studi ke SMKN 1 Gelumbang," kisah Miftahun. 

PKG merupakan program pemprov untuk membantu siswa berprestasi agar dapat mencapai jenjang pendidikan hingga yang tertinggi. Pada tahap awal, beasiswa PKG diberikan kepada sekitar dua ribu orang mahasiswa, baik yang kuliah di perguruan tinggi di Sumsel, luar provinsi, dan luar negeri. Angka tersebut termasuk para mahasiswa PSJD (Program Santri Jadi Dokter) maupun mereka yang sedang kuliah di luar negeri dan telah dibiayai Pemprov Sumsel sebelum PKG diluncurkan. 

Pada 2014, Pemprov Sumsel telah mengirim sembilan orang ke Cina, yaitu satu orang di Nanjing College Chemical of Technology (NJIST), lima orang di Nanjing Institute Railway of Technology, dan tiga orang di Jiangsu Institute of Commerce.

Selanjutnya pada 2015, mahasiswa PKG yang dikirim ke Cina, yaitu lima orang di Design WUXI Institute of Technology untuk jurusan Fine Art and dan 25 orang di Nanjing Collecge Chemical of Technology (NJIST) untuk jurusan Mechanical Technology, Marketing, Mechanical and Electrical Equipment Repair and Management, dan Mechatronics Technology.

Saat ini terdapat lima orang yang mengikuti Pre-departure Training di SEAMEO SEAMOLEC yang akan berangkat ke WUXI Institute of Technology. Selain itu, 30 orang sedang mengikuti Pre-departure Training selama tiga bulan di STP Sahid sebelum berangkat ke Jepang.

"Pemprov Sumsel memberikan bantuan kepada mahasiswa yang kurang mampu melalui program PKG, pada tahun keempat ditargetkan mencapai 120 miliar untuk delapan ribu penerima," ujar Kadis Pendidikan Pemprov Sumsel, Widodo.

Dalam melaksanakan program ini, pemprov juga bekerja sama dengan berbagai universitas dan lembaga, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Antara lain Universitas Sriwijaya, UIN Raden Fatah, Politeknik Sriwijaya, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Negeri Jakarta, SEAMEO SEAMOLEC, STP Shahid, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Nanjing (Cina), Universitas Jiangsu (Cina), dan Universitas Jeiju (Korea Selatan).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement