Pakar: Curah Hujan Bisa Jadi Indikator Peringatan Dini Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kondisi iklim sangat memengaruhi terjadinya kebakaran hutan. Menurut peneliti Institut Lailan Syaufina dan Nova Puspitasari, peneliti dari Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Korelasi antara faktor iklim dan kebakaran hutan dapat dimodelkan melalui analisis regresi.

Dalam jurnal penelitian berjudul “Hubungan Faktor Iklim dengan Kejadian Kebakaran Hutan di Kawasan Penguasaan Hutan (KPH) Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten”, kedua peneliti menyebutkan, Korelasi kuat antara faktor iklim dan terjadinya kebakaran hutan ditunjukkan oleh curah hujan bulanan sebagai faktor memengaruhi kadar air bahan bakar hutan.

Kebakaran hutan merupakan salah satu faktor perusak lingkungan yang dalam dua dekade terakhir sering terjadi di Indonesia. Dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Kamis (17/9), kedua peneliti menegaskan, intensitas kebakaran terus meningkat sehingga menjadi permasalahan serius yang hingga saat ini belum dapat diatasi dengan optimal.

Faktor-faktor cuaca seperti suhu, kelembaban, curah hujan, angin, dan stabilitas udara secara langsung memengaruhi potensi terjadinya kebakaran hutan. Faktor lain seperti jangka musim kemarau yang lama berpengaruh pada pengeringan bahan bakar, sehingga secara tidak langsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan.

Sistem Peringatan Dini (early warning system) diperlukan untuk mengetahui kepekaan suatu daerah terhadap bahaya kebakaran hutan, yang mencakup seluruh unsur-unsur cuaca seperti sinar matahari, suhu, kelembaban, curah hujan, evaporasi, dan sebagainya. Untuk mendapatkan hasil yang tepat, dibutuhkan informasi yang relevan, salah satunya adalah hubungan antara sejarah kejadian kebakaran hutan sebelumnya dengan faktor iklim sebagai salah satu faktor utama.