Ahad 30 Aug 2015 00:52 WIB

Forum Akademi Indonesia Kupas Korupsi

Forum Akademi Indonesia menggelar seminar bertajuk
Foto: Dok BSI
Forum Akademi Indonesia menggelar seminar bertajuk "Indonesia Darurat Korupsi" di Kampus BSI Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus korupsi yang makin marak di Tanah Air mengusik perhatian banyak pihak. Tak terkecuali Forum Akademi Indonesia (FAI) yang merupakan  tempat bertukar ide dan gagasan diantara para akademisi maupun para profesional.

FAI menggelar seminar nasional bidang perekonomian bertajuk “Indonesia Darurat Korupsi” di Aula Kampus BSI Kalimalang, Bekasi, Jawa Barta, Sabtu (29/8).

“Seminar ini merupakan bentuk komitmen para akademisi Bina Sarana Informatika (BSI) maupun akademisi di seluruh Indonesia untuk berperan aktif terhadap laju perkembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai perekonomian di Indonesia,” kata Direktur Bina Sarana  Informatika (BSI)  Naba Aji Notoseputro pada pembukaan seminar tersebut, Sabtu (29/8).

Seminar  dihadiri oleh para dewan penasehat FAI, antara lain Farouk Abdullah Alwyni, SE, MA, MBA, ALSI dan Ir Naba Aji Notoseputro. Seminar tersebut  diisi oleh dua pembicara yang kompeten di bidangnya, yakni Dr Abdullah Hehamahua (mantan penasehat KPK) dan Dr  Ichsanuddin Noorsy  BSc  SH Msi (pengamat ekonomi dan kebijakan publik).

Seminar dipandu moderator Dr  Hendra Kurniawan (dosen Pascasarjana Manajemen Universitas BSI Bandung).  Seminar ini dihadiri sebanyak 250 peserta. Mereka berasal dari berbagai kalangan, bai pengajar, mahasiswa hingga profesional.

Abdullah menjelaskan mengenai beberapa kasus korupsi yang ada di Indonesia. Mulai dari pendidikan anti korupsi hingga persoalan yang menyangkut pendidikan karakter bangsa.

Ichsanuddin memaparkan mengenai  para perilaku ekonomi.Salah satunya kasus daging  sapi yang harganya sampai  Rp 140 ribu per kilogram. “Ini merupakan perilaku dari mafia,” kata Ichsanuddin.

Lebih lanjut Ichsanuddin  juga menjelaskan mengenai sistemik penyadaran, penyuapan, investasi dan penjajahan (penetrasi/dominasi) asing. Juga, modal berfikir kuadrat analisis yang terdiri dari sistem dan prilaku. Antara modal soasial, modal finansial, perolehan suara.  

Ia  juga menjelaskan hal yang dapat dilakukan untuk terbebas dari korupsi. "Untuk bebas dari korupsi tegakkan dulu al-amin (kejujuran),"  ujar  Ichsanuddin.

Pada kesempatan tersebut diluncurkan  alamat website resmi  FAI (www.akademisiindonesia.org). “Diharapkan website ini dapat memberikan informasi maupun sumbang ilmu terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang perekonomian syariah,” kata Naba Aji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement