Rabu 05 Aug 2015 07:16 WIB

Disdik DKI tetap Pertahankan MOS

Rep: c26/ Red: Taufik Rachman
Masa orientasi studi siswa sma (ilustrasi)
Masa orientasi studi siswa sma (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dinas Pendidikan DKI Jakarta tidak akan menghilangkan kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS) bagi siswa baru. Kegiatan ini dinilai banyak manfaatnya walaupun banyak muncul kasus kekerasan saat MOS.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman menegaskan tidak akan melarang pelaksanaan MOS di sekolah. Asal kegiatannya dipegang langsung oleh pihak sekolah.

"MOS itu memang bermanfaat dalam arti mengenalkan sekolah, kenalan sama guru-gurunya. Tapi sepenuhnya harus dipegang sekolah. Bukan dilepas senior," kata Arie di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/8).

Ia menilai yang harus dihentikan bukanlah MOS. Melainkan aksi kekerasan yang banyak dilakukan selama ini. Apalagi semenjak banyak kasus kekerasan yang menjatuhkan korban jiwa.

Untuk itu, perlu peranan ekstra dari pihak sekolah sebagai pengawas. Pengawasan dalam MOS dan kegiatan serupa disebutnya menjadi penilaian kinerja guru. Jika dinilai lalai maka akan ada sangsi tegas yang diberikan.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta disebutnya sudah mengeluarkan surat edaran untuk mengimbau kekerasan tidak lagi ada. Bukan hanya pada MOS tapi juga seluruh kegiatan sekolah.

Sebelumnya banyak ditemukan kasus kekerasan yang terjadi pada siswa baru di sekolah yang dilakukan oleh kakak kelas. Kasus terbaru di Bekasi dilaporkan seorang siswa SMP, Evan Christoper Situmorang diduga meninggal akibat kegiatan MOS yang dilakukan di SMP Flora, Pondok Ungu Permai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement