Senin 03 Aug 2015 22:34 WIB

Sawahlunto Gelar Workshop Pendidikan (bag 1)

Zulfikri Anas (kanan) menyerahkan buku
Foto: Dokumentasi Pemkot Sawahlunto
Zulfikri Anas (kanan) menyerahkan buku "Hitam Putih Kurikulum 2013" kepada Walikota Sawalunto Ali Yusuf di Sawahlunto, Sumbar, Sabtu (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Sebagai Indonesia mini, masyarakat kota Sawahlunto, Sumatera Barat,  sudah terbiasa dengan keterbukaan dan keberagaman. Sejak  awal diresmikan sebagai kota pada tahun 1888 kota Sawahlunto terbiasa dengan kedatangan budaya luar dari berbagai etnis, baik yang berasal dari penjuru nusantara maupun manca negara.

Potensi alam seperti batu bara, keunikan dan keindahan tekstur alam telah menjadi pintu gerbang bagi Sawahlunto untuk dikenal oleh dunia. Tidak hanya itu, kontribusi Sawahalunto terhadap pertumbuhan ekonomi negeri ini cukup besar terutama selama masa-masa kejayaan batu bara. Ke depan, Sawahlunto siap menjadi kota wisata budaya dan pendidikan, potensi  untuk ini cukup besar, tinggal dikelola secara konsisten.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kejayaan itu mulai berlalu sejalan dengan menipisnya cadangan batu bara, sedikit demi sedikit daya tarik Sawahlunto mulai pudar. "Kejayaan masa lalu tidak boleh berlalu begitu saja,” kata Walikota Sawahlunto Ali Yusuf ketika membuka Workshop Kurikulum 2006 dan K13 di Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto, Sabtu (1/8).

Ia menambahkan, generasi masa kini Sawahlunto  harus meneruskan apa yang telah dirintis oleh nenek moyang dulu. Tidak sedikit pengorbanan yang telah diberikan oleh mereka hingga Sawahlunto dikenal di Nusantara dan dunia. “Di sinilah gardu listrik terbesar dan rumah sakit terbaik pertama di wilayah Sumatera,” ungkap Ali dalam siaran pers, Senin (3/8).

Namun demikian, diakui atau tidak, kata Ali, anak-anak sekarang mulai kehilangan jejak sejarah.  Mereka memang tidak sempat merasakan kejayaan masa lalu Sawahlunto. “Kebanggaan mereka terhadap kota yang kita cintai ini tidak tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Menurutnya, hal ini tidak boleh dibiarkan. “Kita harus mengajarkan sejarah tentang kehebatan Sawahlunto kepada anak-anak kita agar mereka bisa menceritakan itu kepada dunia luar. Dengan cara itulah kita mencemerlangkan nama kota ini kembali,” papar Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement