Senin 03 Aug 2015 21:31 WIB

Kalahkan Iran, Siswa Indonesia Juara Olimpiade Astronomi Dunia

Rep: C97/ Red: Erik Purnama Putra
Siswa Indonesia, Joandy Leonata Pratama juara Olimpiade Astronomi Dunia.
Foto: Kemendikbud
Siswa Indonesia, Joandy Leonata Pratama juara Olimpiade Astronomi Dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Siswa Indonesia berhasil menjadi juara International Olympiad on Astronomy and Astrophysic (IOAA). Bahkan dalam penutupan IOAA 2015 di Candi Prambanan, DIY, negara yang juga berperan sebagai tuan rumah ini berhasil menyabet perolehan medali terbanyak setelah Iran.

"Ini adalah sejarah baru bagi Indonesia. Karena untuk pertama kalinya kita memiliki juara astronomi dunia," tutur Sekjen IOAA, Chatief Kunjaya, Senin (3/7). Pria yang juga WNI itu menyampaikan demikian, karena jumlah peserta olimpiade astronomi saat ini bisa mewakili keseluruhan dunia, lantaran diikuti 41 negara dengan lebih 300 peserta.

Juara pertama IOAA berasal siswa Indonesia, Joandy Leonata Pratama dengan perolehan nilai 101,14 poin. Sedangkan posisi kedua ditempati Amran Vasighzade Anssari dari Iran, dengan perolehan nilai 100,46. Lalu diperingkat ketiga ditempati Chanita Tubthong dari Thailand, dengan nilai 98,44.

Dalam pagelaran ilmiah ini, Iran menjadi juara umum. Negara persia itu mampu mengumpulkan 11 medali. Di antaranya tiga emas, empat perak, dan tiga perunggu. Sedangkan di posisi ke dua, Indonesia mampu meraih 10 medali, dengan rincian dua emas, enam perak, satu perunggu, dan satu penghargaan The Best Observational Test. Di posisi ketiga ditempati Rusia dengan delapan medali. Terdiri dari satu emas, dua perak, tiga perunggu, dan dua penghargaan.

Atas prestasi tersebut Chatif menyampaikan rasa bangganya terhadap anak-anak Indonesia. "Ini adalah tahun dimana kita mendapat perolehan medali terbanyak," ujarnya. Ia berharap ke depannya IOAA dapat terselenggara lebih baik lagi. Selain itu, Chatief pun menyampaikan apresiasinya kepada panitia dan tuan rumah IOAA 2015, yakni Jawa Tengah, yang telah melancarkan acara hingga selesai.

Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harris Iskandar menyampaikan apresiasinya terhadap prestasi Indonesia. Baik sebagai juara, maupun sebagai tuan rumah yang telah sukses menyelenggarakan acara. "Pada agenda ini kita bisa menunjukkan pada dunia bahwa bangsa Indonesia memiliki daya saing yang tinggi," tuturnya.

Dia mengemukakan, putra putri Indonesia memiliki potensi yang hebat. Karena ada dua orang anak Indonesia yang masuk dalam sepuluh besar perolehan nilai olimpiade dunia ini. Selain menempati posisi pertama, Rafif Abdussalam berhasil menduduki peringkat ketujuh dengan nilai 92,81.

Menurut dia, jika seluruh anak di Indonesia dikelola dengan serius dalam pendidikan yang baik, mereka semua bisa menjadi generasi yang unggul. "Selain juara astronomi sekarang, kita juga sering menjadi juara olimpiade matematika, biologi, dan sebagainya," ungkap Harris. Maka itu sudah selayaknya bangsa ini diperhitungkan dalam persaingan dunia internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement