REPUBLIKA.CO.ID, PORT BLAIR -- Meninggalnya anggota terakhir Suku Andaman Agung (Great Andamanese) ikut membuat salah satu bahasa pertama di bumi, Bo, terkubur. Boa Sr (85 tahun) yang meninggal pekan lalu, merupakan penutur asli Bo terakhir di Kepulauan Andaman. Boa adalah anggota tertua suku yang berusia lebih dari 65 ribu tahun itu.
Bo merupakan satu dari 10 bahasa Suku Andaman Agung yang digunakan melacak periode pre Neolitikum dimana manusia pertama berjalan ke luar Afrika. Suku ini adalah turunan pertama manusia pertama yang bermigrasi dari Afrika sekitar 70 ribu tahun lalu dan tiba di Kepulauan Andaman 65 ribu tahun lalu. Sisa kelompok lainnya kemudian menyebar ke Indonesia dan Australia.
Boa sempat merasakan mencekamnya tsunami di Asia pada 2004 lalu. Saat tsunami terjadi, Boa sempat mengatakan bumi akan terbelah maka jangan lari. Seorang pakar linguistik yang mengenal Boa, Profesor Anvita Abbi, mengatakan belakangan daya penglihatan Boa menurun dan tak lagi dapat bicara dengan orang lain dalam bahasa yang dikuasainya. Boa tak memiliki anak dan suaminya sudah meninggal lebih dulu.
"Karena ia lah satu-satunya penutur Bo, ia kesepian karena tak ada orang lain yang bisa diajak bicara," kata Abbi seperti dikutip Times beberapa waktu lalu.
Boa Sr memiliki selera humor yang baik, senyum dan tawanya mengundang tawa orang lain. Boa bangga menjadi anggota terakhir penutur Bo. Abbi berkomunikasi dengan Boa menggunakan bahasa campuran Hindi versi lokal, Andaman Agung dan 10 suku lain.
selanjutnya sejarah suku Andaman