Sabtu 04 Jul 2015 04:21 WIB

Cegah Radikalisme, NU Ikut Berikan Pendidikan Karakter

Penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendikbud dan PBNU dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di gedung PBNU, Jumat (3/7).
Foto: pbnu
Penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendikbud dan PBNU dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di gedung PBNU, Jumat (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerjasama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk pendidikan karakter anak bangsa demi mencegah terus merebaknya radikalisme di Indonesia.

 

Penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendikbud dan PBNU dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di gedung PBNU, Jumat (3/7).

 

“Sudah terbukti bahwa lulusan pondok pesantren memiliki sikap nasionalisme yang lebih baik dibandingkan sekolah umum. Ini yang akan ditularkan oleh NU ke siswa-siswa di sekolah umum,” kata Kiai Said seusai membubuhkan tanda tangan.

 

Melalui kerjasama tersebut, lanjut Kiai Said, diharapkan akan tersebar luas sifat moderat ala NU yang target akhirnya adalah mencegah sikap radikal terus menyebar.

 

“Sudah terbukti juga kalau pelaku tindakan radikal lebih banyak dari lulusan sekolah umum. Itu yang harus diputus, dan NU memiliki tugas membantu pemerintah melakukannya,” urai Kiai Said.

 

Melalui kerjasama tersebut, Kiai Said meminta Kemendikbud untuk melibatkan NU, di antaranya dalam penyusunan buku-buku mata pelajaran yang belakangan seringkali disisipi dengan ajaran-ajaran radikal.

“NU tidak kekurangan SDM untuk bisa membantu pemerintah mencegah radikalisme terus menyebar luas,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement