Selasa 23 Jun 2015 04:44 WIB

Orang Tua tak Perlu Paksa Anak Masuk Sekolah Favorit

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Indah Wulandari
Pelajar Sekolah Dasar (SD) mengikuti ujian Nasional tingkat SD di SDN Menteng 01, Jakarta Pusat, Senin (18/5).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pelajar Sekolah Dasar (SD) mengikuti ujian Nasional tingkat SD di SDN Menteng 01, Jakarta Pusat, Senin (18/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY K. Baskara Aji mengimbau kepada orangtua untuk tidak memaksakan anaknya masuk ke sekolah tertentu.

‘’Biar saja anak-anak mendapat sekolah sesuai bakat dan akademiknya. Anak akan kesulitan kalau dipaksakan. Dari hasil Ujian Nasional dan kemampuan akademik itu yang perlu  dipertimbangkan,’’kata Aji, Senin (22/6).

Orangtua seringkali memaksakan anaknya untuk masuk ke sekolah-sekolah yang dianggap favorit. Padahal tempat tinggal siswa dengan sekolah jauh.

Bahkan ada orangtua siswa yang sengaja mempunyai KTP kota Yogyakarta yang merupakan tempat tinggal orangtuanya. Padahal dia sudah pindah ke kabupaten lain. Hal ini agar anaknya bisa sekolah di kota Yogyakarta.  

Aji menyarankan agar orangtua memilihkan  sekolah sesuai kemampuan akademik. Dan, apabila siswa mempunyai kemampuan yang menonjol di bidang non akademik bisa memilih sekolah yang ada kelebihan di bidang  nonakademik seperti sains, olahraga dan seni budaya.

Apabila orangtua memaksa anak ke sekolah tertentu akan merugikan anak. Di samping itu, kata dia menambahkan, juga menyebabkan  penyebaran siswa didik tidak merata.

Di satu sisi ada sekolah yang sampai menolak siswa didik, karena sudah kelebihan siswa dan di sisi lain ada seolah yang kekurangan siswa didik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement