Ahad 24 May 2015 22:12 WIB

Pemkot Surabaya Inginkan Nol Anak Putus Sekolah

Rep: Andi Nurroni/ Red: Indah Wulandari
Walikota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pencerahan kepada sejumlah siswi SMP di sela-sela Bakti Sosial Dengan Pelayanan Integrasi di Krembangan Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/5).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Walikota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pencerahan kepada sejumlah siswi SMP di sela-sela Bakti Sosial Dengan Pelayanan Integrasi di Krembangan Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menginginkan tidak ada satupun anak Surabaya yang mengalami putus sekolah. Salah satu pendekatan untuk menciptakan Surabaya ‘nol anak putus sekolah’ adalah melalui program Campus Social Responsibility (CSR).

Dalam program tersebut, Pemerintah Kota Surabaya menggandeng para mahasiswa dari brbagai perguruan tinggi di Surabaya untuk melakukan pendampingan dan motivasi bagi anak-anak putus sekolah.

Pada 2015 ini, program CSR memasuki tahun kedua, yang diluncurkan di arena Kebun Bibit Wonorejo, Rungkut, Ahad (24/5) pagi.

“Program mendapat apresiasi dan bisa dicontoh daerah lain, sehingga tidak ada lagi anak yang putus sekolah,” kata Risma.

Berdasarkan data Dinas Sosial Kota Surabaya, ada 215 anak putus sekolah yang yang akan menjadi sasaran dalam program ini. Data tersebut, Risma menjelaskan, didapat langsung dari berbagai RT dan RW di Surabaya.

“Jumlah 215 anak putus sekolah itu masih cukup banyak. Karena itu, saya terus menginstruksikan ke dinas-dinas untuk terus mencari anak yang putus sekolah di kelurahan dan kecamatan,” ujar Risma.

Hadir dalam pembukaan tersebut para anak putus sekolah dan mahasiswa pendamping. Risma memuji kepedulian para mahasiswa yang tergerak untuk ikut mencerdaskan anak bangsa melalui program CSR.

Disampaikan Risma, di zaman serba digital seperti sekarang, tidak mudah menemukan anak-anak muda seusia mahasiswa yang memiliki kepedulian pada orang lain.

“Karena itu saya berterimakasih. Saya tahu ini tidak mudah, tetapi siapa lagi yang menyelamatkan anak-anak ini kalau bukan kita. Terima kasih karena sudah mau dan tulus mendampingi anak-anak ini,” ujar Risma.

Kemudian, sang Wali Kota juga memberikan motivasi kepada anak-anak putus sekolah, mulai dari usia SD hingga SMA. Menurut Risma, keberhasilan bukanlah hak anak orang kaya maupun anak pintar. 

“Kalau kalian ngaku anaknya Bu Risma, tidak boleh gampang nyerah. Kalian mau kan kembali ke sekolah? Kalau mau angkat derajat diri kalian dan orang tua, kalian harus sekolah,” ujar dia.

Kepala Dinsos Kota Surabaya Supomo mengatakan, dalam pelaksanaannya, program CSR melibatkan para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Surabaya. Pendampingan yang dimaksud meliputi pendekatan psikologis dan pembelajaran.

Intensitas pertemuan antara kakak dan adik pendamping tersebut direncanakan minimal sepekan sekali. Namun, tidak menutup kemungkinan tatap muka pendampingan ditambah jadi lebih dari sekali dalam sepekan kalau anak-anak sudah merasa nyaman dan senang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement